Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [2]

25 Oktober 2020   16:42 Diperbarui: 25 Oktober 2020   16:49 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejadiannya sebenarnya sejak dua bulan yang lalu. Chungdae bangun telat untuk apel pagi untuk keenam kali berturut-turut. Setauku memang dia mengobrol dengan Choeun noona atau kadang dia menunggui Choeun noona dengan main game malamnya sampai larut sekali, dan dia bangun telat. Jika ada orang yang susah sekali dibangunkan di dunia ini, kurasa tidak ada yang bisa mengalahkan Chungdae. Aku sampai benar-benar menghajarnya (dengan bantal) tapi dia tidur seperti orang mati. Alhasil aku terpaksa meninggalkannya. Sejak itu komandan kami menyita ponselnya sepanjang hari dan ponselnya hanya diberikan padanya tiap jam 7-9 malam.

"Belum. Tolong aku Dongsun," pintanya dengan mata memelas, "kau tau kan komandan sangat sayang padamu, bisakah kau meminta dia membebaskan aku sebelum kau lulus?"

"Baiklah, aku akan coba, tapi aku tak bisa janji lho."

"Tapi kau akan berusaha keras kan?"

"Iya, iya, aku akan berusaha sekeras yang aku bisa."

Rasanya aku kasian padanya, tapi apalagi yang bisa kulakukan? Ini salahnya sendiri juga.

***

HEO CHUNGDAE'S POV

Aneh sekali rasanya ketika melihat ranjang di bawahku kosong. Pastilah aku terlalu menempel pada Dongsun jadi sekarang aku merasa kesepian. Aku kehilangan teman sparing taekwondo dan kehilangan teman curhat. Apalagi ketika aku tak punya ponsel begini, rasanya mati gaya sekali. Aku benar-benar merindukan Choeun noona, kurasa sakit rinduku sudah dalam tahap akut. Kudengar ketukan di pintu kamarku dan kebetulan kamarku yang dihuni empat orang ini sedang kosong, hanya ada aku sendirian sekarang. Dongsun beserta dua orang teman sekamarku semuanya lulus pada hari yang sama, yaitu kemarin. Aku melompat turun dari ranjangku dan membukakan pintu. Oh rupanya Prajurit Im dari kamar sebelah.

"Prajurit Heo, ini ponselmu. Kata komandan, kau harus kembalikan sendiri nanti malam," ujarnya sambil menyerahkan ponselku.

"Oh terima kasih banyak, prajurit Im."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun