Aku duduk di kursi di samping ranjangnya dan menggenggam tangannya erat.
"Tapi semuanya sudah berakhir kan?"
"Harusnya?" Chungdae tertawa, "aku tidak tau apa yang terjadi. Tolong ceritakan padaku."
"Sebenarnya aku juga pingsan selama lima jam, kalau menurut Eunyul eonni."
"Hitungan jam masih lebih baik daripada aku, noona. Aku merindukanmu bahkan pada saat aku koma."
"Enam hari. Berhenti bercanda," hardikku, "kukira kau tak akan bangun lagi setelah operasi dan segalanya itu..."
"Mana mungkin aku tak mau bangun, aku ingin melihatmu lagi."
Dia tersenyum lagi dan aku mengenyahkan keinginan kuat untuk menciumnya.
 "Eunyul eonni menceritakan segalanya padaku dan aku mengkombinasikannya dengan cerita Dongsun."
"Jadi beritau aku," pinta Chungdae sambil bersandar dengan santai di bantalnya, "sejenis dongeng tidurnya."
Aku tertawa sebelum mulai bercerita padanya.