Kami bertiga susah payah turun, dan sementara si supir taksi membantu menurunkan bagasi kami, aku dan Xili memandangi gedung apartemen itu dengan kepala mendongak. Yifang-pun membayar ongkos taksi, kami sudah sepakat Yifang yang memegang semua uang Won kami, toh dia cukup teliti dalam urusan uang.
        "Lantai berapa katanya?" Tanya Yifang, sama seperti kami memandangi gedung dengan kagum.
        "Menurut catatan, lantai lima, nomor 502," jawabku setelah mengecek catatan kembali.
        "Oke, maju!"
        Kami melewati meja resepsionis yang ternyata kosong, lalu menuju lift. Sepanjang perjalanan, kami tidak melihat seorangpun. Mungkin karena ini apartemen elit, semua penghuninya sibuk dengan urusan masing-masing. Yifang berjalan paling depan, jadi kami mengikuti arah jalannya saja. Akhirnya dia berhenti, tepat di depan kamar nomor 502. Kami semua mematung.
        "Aku... tidak bisa menekan belnya. Kalian saja."
        Aku memutar bola mataku. Kalau berhubungan dengan KRYSD, Yifang pasti mulai berkelakuan aneh. Aku menghela nafas dan menekan bel.
        "Siapa itu?" kami mendengar suara pria dari dalam sana.
        Kami bertiga saling pandang, dan kulihat Yifang dan Xili tegang sekali.
        "Kami... kami mau minta tolong. Bisakah?" tanyaku, ragu.
        Kami kaget karena pintu dibuka. Di hadapan kami ada seorang pria, dan di belakangnya diikuti seorang wanita yang sepertinya mamanya. Kami semua kini saling bertatapan bingung, lalu aku melihat Yifang menggeleng.