Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[04/55] No Other, The Story

10 Januari 2019   17:56 Diperbarui: 10 Januari 2019   18:02 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                Bagasi taksi ini bisa memuat tiga koper, sementara tiga koper lainnya masuk bersama kami di bangku belakang. Taksi mulai berjalan melintasi jalanan Negara yang tidak pernah aku kunjungi. Jujur aku menyesal duduk di tengah, karena Xili dan Yifang di kanan dan kiriku sibuk menempelkan wajah mereka di kaca taksi, memperhatikan sekeliling mereka.

                "Ah, jangan lupa!" tiba-tiba Yifang menolehkan wajahnya, "kita harus berpura-pura tidak mengenal mereka, oke? Aku takut mereka akan takut pada kita kalau mereka tau kita adalah fans mereka."

                Yifang berbicara dalam bahasa Mandarin supaya si supir tidak tau apa yang kami bicarakan. Xili mengangguk.

                "Itu bukan ide yang bagus, Yifang. Bagaimana kalau suatu hari ketahuan?" tanyaku khawatir.

                "Kalau perkiraanku tepat, nanti mereka akan membiarkan kita mengenal mereka perlahan-lahan. Tenang, aku yakin kita akan berhasil dengan taktik ini kok."

                "Terserah sih."

                "Sebenarnya jie suka sama siapa? Yesung atau Ryeowook? Bagaimana kalau mereka berdua jatuh cinta pada jie-jie?" Tanya Xili.

                Mulai deh mereka banyak berkhayal. Aku memutar bola mataku.

                "Tentu jie akan memilih Ryeowook walau itu akan menyakitkan Yesung. Tapi... senangnya kalau mereka berdua bisa jatuh cinta sama jie," kata Yifang histeris, matanya berbinar-binar.

                Mereka sudah gila. Mereka terus-terusan sibuk berkhayal sementara aku melihat kami sudah berjalan jauh sekali dari airport. Kenapa kami belum sampai juga? Dan ketika aku melihat arloji di tangan kiriku yang sudah menunjukkan jam 8 malam waktu Seoul, taksi berhenti. Aku mengikuti arah pandangan mata Xili ke arah kanan jalan, di situ ada gedung tinggi, apartemen yang kelihatannya mewah.

                "Kita sudah sampai. Saya akan membantu Anda menurunkan bagasi," ucap si supir taksi memecah kesunyian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun