Mohon tunggu...
Dhiva Arya Ramadhan
Dhiva Arya Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Mahasiswa yang memiliki minat dalam beberapa topik tentang sejarah, bisnis, dan literasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masa Kejayaan Ekonomi Istanbul

25 Agustus 2022   15:37 Diperbarui: 25 Agustus 2022   15:41 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filosofis Istanbul
Awal Peradaban, Masa Kejayaan Ekonomi,
Perbedaan Masa Kini dan Masa Lalu

Berbicara tentang Islam, tentu tidak akan lepas dari sejarah dan masa di mana Agama Tauhid ajaran Rasulullah SAW. ini begitu berjaya. Sejarah mencatat, masa kejayaan Islam berada dalam era Kesultanan Utsmaniyyah yang bertempat di Kota Istanbul, Turki. Bagaimanakah awal mula Kota Istanbul terbentuk? Seperti apa latar belakang kehidupan ekonomi masyarakat hingga perbedaan yang jelas terasa antara masa sekarang dan masa pemerintahan Dinasti Ottoman?

A. Awal Peradaban

Istanbul merupakan kota paling penting di dunia pada abad Pertengahan. Kota ini memiliki letak yang sangat strategis dalam segi ekonomi maupun politik dunia.

Dituliskan dalam sejarah, pada tahun 330 M, Konstantin Agung menjadikan Istanbul sebagai ibu kota kekaisaran romawi yang dikenal sebagai Kota Konstantin atau Konstantinopel.

                                                                                                                   image by gurukelana.com

Selama tahun 527 - 565 M, Konstantinopel mengalami puncak kejayaan dibawah pemerintahan Justinian. Bahkan populasi awal penduduknya mencapai 500.000 orang. Namun, tidak lama setelah itu, sekitar tahun 532 M, terjadi kebakaran dan pemberontak yang menewaskan sebagian besar penduduk Konstantinopel.

Setelah itu, Justinian berkesempatan untuk membangun kembali kotanya. Pada masa inilah Hagia Sophia dibangun dengan arsitektur yang menakjubkan. Hagia Sophia merupakan tempat ibadah di Konstantinopel pada masanya yang berbentuk gereja katedral ortodoks.

whatsapp-image-2022-08-24-at-18-58-07-630733ce08a8b5566f0e62f3.jpeg
whatsapp-image-2022-08-24-at-18-58-07-630733ce08a8b5566f0e62f3.jpeg
                                                                                                                                 image by rmol.id

Pertengahan tahun 1453 M, Kesultanan Utsmaniyyah dibawah pimpinan Mehmed II berhasil mengambil alih kota dari tangan Konstantinus XI Palaiologos setelah berperang selama 53 hari melalui jalur darat, laut dan bawah tanah.

Kota Konstantinopel mencapai masa kejayaan setelah penaklukan legendaris tersebut. Sejak saat itu, kota konstantinopel yang dahulu berada dibawah kekuasaan bangsa Bizantium berubah nama menjadi Istanbul, atau "Kota Islam" sekaligus menjadi ibukota Kesultanan Utsmaniyyah.. 

Awal mula bangkitnya politik dan perekonomian Istanbul terletak pada kebijakan pertama yang diterapkan oleh Kesultanan Utsmaniyyah. Sejak kali pertama menginjakkan kaki di Kota Konstantinopel, tidak ada pembantaian pada penduduknya. Pemerintah Ottoman justru bekerja sama dengan umat Kristen Ortodoks setempat untuk kembali membangun perekonomian dan menjalin persahabatan dengan Yunani.

Dari situ, kepakkan sayap politik Ottoman di Kota Istanbul terus meluas hingga mampu menjaring wilayah Mesir, Arab, Suriah dan wilayah-wilayah lainnya untuk masuk dalam ranah kekuasaannya. Menggabungkan aspek politik dan sosial budaya, Ottoman menyebarkan ajaran Islam hingga ke kawasan Balkan. Seiring dengan menguatnya dominasi Islam, wajah bekas Kota Konstantinopel itu pun berganti rupa baru bernama Istanbul.

Istanbul menjadi wadah perpaduan budaya antara Ottoman dan Bizantium. Contohnya ada pada bangunan masjid yang bermunculan dengan corak arsitektur Bizantium yang khas. Dan budaya itu tetap bertahan hingga saat ini. Pengaruh Bizantium terus mewarnai gaya arsitektur Islam di Turki.

Di bawah kekuasaan dinasti Ottoman, Kota Istanbul terus berbenah. Dan puncak kejayaannya tercapai saat masa pemerintahan Sultan Sulaiman I, pemimpin kesepuluh Daulah Utsmaniyyah.

B. Masa Kejayaan Ekonomi

whatsapp-image-2022-08-24-at-19-00-02-6307340ec8351217fb094ca2.jpeg
whatsapp-image-2022-08-24-at-19-00-02-6307340ec8351217fb094ca2.jpeg
                                                                                                                image by wartanusantara.id

Seperti yang telah dibahas dalam paragraf sebelumnya, Istanbul mencapai masa kejayaannya di bawah kepemimpinan Daulah Utsmaniyyah. Dinasti ini berkuasa selama lebih dari 600 tahun dengan sebaran wilayah kekuasaan meliputi 3 benua; Asia, Afrika, dan Eropa. Sejak awal berdirinya Turki Utsmani, sejarah perekonomiannya dibagi menjadi dua periode. Pertama, periode klasik yang berbasis pertanian. Kedua, era reformasi di mana perbaikan pengaturan sistem administrasi publik dan perubahan sistem politik masa itu dari tangan militer kepada publik yang bertujuan untuk memberikan fungsi layanan publik yang lebih unggul dan berkualitas.

Sebagai kesultanan terbesar, kekuatan perekonomian Kota Istanbul sangat kuat pada masanya. Turki Utsmani mendapat warisan di daratan Anatolia berupa jalur Caravanserai yang menjadi salah satu keuntungan ekonomi Turki Utsmani. Seluruh kegiatan perdagangan, pertukaran ide dan obrolan budaya dalam jalur tersebut berada dalam pengawasan penuh kesultanan Utsmaniyyah. Hasil dari pajak para caravan pengguna jalur sutra Anatolia inilah yang kemudian dikumpulkan untuk menjadi penunjang perekonomian di Ibu Kota pemerintahan Dinasti Ottoman. Daerah mereka menjadi jalur dagang paling strategi di seluruh wilayah Eropa.

Dalam bidang pertanian, Turki Utsmani terkenal sangat maju karena memiliki tanah yang subur untuk bercocok tanam. Bahkan, rata-rata sumber penghasilan warganya didapat dari usaha pribadi dengan skala yang kecil dalam bidang ekonomi. Dalam bidang perdagangan, negara Utsmani menjadi produsen berbagai kerajinan berupa hiasan dan buah tangan yang khas dan indah. Permadani, ukiran keramik serta kain sutra adalah contoh barang-barang produksi masyarakat di Istanbul.

Selain itu, ekspansi politik yang terus dilakukan oleh sultan-sultan Utsmani turut menjadi penyumbang besar dalam perekonomian. Harta dan hasil bumi dari tanah yang berhasil ditaklukkan otomatis terdaftar sebagai milik Dinasti Ottoman. Hampir 50% kekayaan negara pada abad ke-15 didapatkan dari kegiatan ekspansi politik sebelum akhirnya pendapatan ini berkurang pada awal abad ke-16, lalu perekonomian di Kota Istanbul sepenuhnya runtuh di abad ke-17 karena tidak stabilnya politik dalam lingkup kesultanan Utsmani.

C. Perbedaan Masa Kini dan Masa Kejayaan

Berikut beberapa perbedaan atau perbandingan kondisi pada masa sekarang dan masa saat ini:

1.       Dari segi perekonomian, perubahan paling tampak terasa dalam kehidupan masyarakat Istanbul adalah profesi mata pencaharian. Jika dulu, sebagian besar masyarakat bekerja sebagai nelayan dan petani, saat ini masyarakat di Satu Negara Seribu Rasa tersebut mayoritasnya bekerja sebagai pebisnis dan buruh produksi pertanian, pengrajin tekstil, sarana transportasi, dan industri lainnya. Ekonomi Turki dikategorikan sebagai ekonomi negara menuju maju (emerging market) oleh International Monetary Fund (IMF).

2.       Dalam segi penyebutan nama, dulu pada saat masa kekaisaran Ottoman (sekitar tahun 1299 - 1924 M), kota ini kebanyakan orang menyebutnya dengan julukan Istanpolin atau Konstantinopel yang berarti "ke kota" dalam bahasa Turki. Kata ini diadaptasi dari frasa Yunani "ke kota" atau eis tan polin untuk menggambarkan wilayah pusat kekuasaan baru kekaisaran Ottoman. Namun seiring berlalunya abad, bahasa sehari-hari Turki pun berubah sedikit demi sedikit, sehingga sebutan Istanpolin akhirnya berubah menjadi Istanbul  sebagai ibu kota Kekaisaran Usmani setelah Sang Penakluk yaitu Sultan Mehmed II tahun 1453 merebutnya dari tangan Konstantinus XI Palaiologos.

3.       Dalam segi bangunan, tempat ikonik yang terkenal di Istanbul sendiri yaitu Hagia Sofia. Dulunya bangunan ini sempat dijadikan sebagai tempat peribadatan umat kristiani atau gereja, namun saat ini per tanggal 24 Juli tahun 2021 sudah beralih fungsi kembali menjadi tempat peribadatan umat muslim yaitu masjid. Jika kita perhatikan bangungannya secara detail masih terdapat lukisan-lukisan mozaik Bunda Maria sedang menggendong Yesus yang terlukis di antara tulisan lafadz Allah dan Rasulullah tepat di bawah mihrab imam pemimpin sholat. Tak hanya mozaik Bunda Maria, ada juga lukisan tokoh-tokoh kristiani yang ditutup saat sholat jum'at atau sholat berjamaah digelar. Di luar waktu sholat, kain penutup lukisan di Hagia Sophia akan terbuka untuk semua pengunjung dan wisatawan.

4.       Kejayaan Islam tinggal Kenangan. Seperti yang kita tahu, masa kejayaan Islam pada masa Kesultanan Utsmani sudah runtuh dan digantikan dengan negara pemerintahan yang berideologi sekuler. Disebutkan dalam Undang-Undan Republik Turki, bahwa Turki adalah negara berideologi Sekuler, di mana Tidak Ada Agama Resmi dalam kehidupan masyarakat Turki.

Jika Pemerintah Indonesia mengakui enam agama (Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu) sebagai agama resmi negara, berbeda dengan pemerintah Turki yang tidak mengakui agama apapun sebagai agama resmi negara meskipun mayoritas masyarakat Turki menganut Agama Islam.

Referensi

The Chronicles of Ghazi 

Istanbul, Kota Idaman Para Raja Berjaya di Tangan Ottoman | Republika Online

Istanbul dan Sejarah Kebesaran Islam - edunews.id | Merawat Kebhinekaan

10 Foto perbandingan kota besar dari masa lalu dan masa kini, ker (brilio.net)

5 Penyebab Kehancuran Kerajaan Ottoman,Apa Saja?,Trisna Wulandari,detikEdu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun