Mohon tunggu...
Putri Afin Nurhayati
Putri Afin Nurhayati Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Biologi Masa Depan, Mencoba setia dengan berpihak pada alam, Penyambung suara hati bumi

-

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hujan Lebih dari 5 Jam, Pasuruan Terendam

4 Februari 2021   13:03 Diperbarui: 4 Februari 2021   13:16 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Menurut Alfiani (2019) Pasuruan adalah kawasan pesisir yang dinamis. beberapa kawasan terendam hujan adalah kalianyar dan kalirejo. Kedua kawasan tersebut berlokasi dekat dengar pesisir, atau warga sekitar menyebutnya 'pasar ikan'. Cerita masyarakat menjelaskan bahwa dua kawasan tersebut dulunya adalah pelabuhan, yang sekarang menjadi pusat aktifitas warga Bangil, Pasuruan. 

Dari sini, masihkah percaya dengan  'udan suwe nggarai banjir' (hujan lama penyebab banjir)?

Namun, aku juga tidak bisa menyalahkan persepsi warga sepenuhnya. Semua kejadian ini jelas dipengaruhi oleh andil banyak stakeholder termasuk pemerintah. Lalu, jika semua sudah terlanjur bagaimana?

Beberapa pencegahan dilakukan agar terhindar dari banjir (meski tidak mungkin, tapi ya...)

Riyadi dan Haryanto (2020) menyebutkan bahwa media telepon genggam dapat menjadi opsi dalam pemberian peringatan banjir kepada warga sekitar. Riyadi mempercayai bahwa SMS Gateway dengan Mikrokontroler berbasis Atmega328 dapat memberi informasi seputar banjir ke warga-warga yang berada di kawasan rawan banjir.

Sebenarnya sudah banyak teknologi serupa yang dipasang untuk memperingatkan warga akan terjadinya luapan. Pada umumnya, alat-alat tersebut dipasang di beberapa titik yang dekat dengan badan air. 

Pertanyaannya, apakah efektif??

Jelas efektif untuk memberi kepanikan. Bukankah pencegahan lebih baik dari peringatan?

Selain pembangunan di daerah pesisir yang kurang ecofriendly, produk buangan masyarakat menjadi sumber penyebab banjir. Ya

Sampah. 

Mirisnya, Pasuruan memiliki TPA namun, belum mampu mengendalikan sampah yang dihasilkan masyarakatnya. Padahal, TPA bukan hanya untuk menumpuk sampah, tapi juga mengolah untuk berbagai produk yang bisa digunakan kembali. Produk tersebut antara lain kompos, biogas, pupuk cair, dan sebagainya. Tetapi hal tersebut menurut pengamatan saya belum efektif dilakukan, dan mungkin menjadi penyebab warganya rajin untuk buang sampah sembarangan. Hmmm...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun