Mohon tunggu...
Wynne Alvinta
Wynne Alvinta Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional , Universitas Sriwijaya

UNSRI HI 2019 Indralaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Diplomasi Menjadi Faktor Utama Korea Utara Terus Melakukan Pengembangan Terhadap Nuklir

2 Desember 2021   17:45 Diperbarui: 2 Desember 2021   18:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diplomasi telah menjadi kebutuhan khusus bagi setiap negara dalam memperoleh kebutuhan nasionalnya . Diplomasi dapat dilakukan dengan berbagai cara , salah satunya yaitu dengan bernegosiasi , namun terdapat beberapa negara yang melakukan diplomasi dengan cara mengancam negara lain atau yang dapat disebut sebagai Diplomasi Koersif  . Diplomasi Koersif biasanya digunakan oleh negara-negara yang kuat ke negara maju lainya maupun negara berkembang sekalipun untuk memperoleh kepentingan nasionalnya .

Korea Utara merupakan salah satu negara yang menggunakan Diplomasi Koersif . Korea Utara sering menjadi sorotan dunia , terutama dalam upayanya untuk melakukan pengembangan terhadap nuklir . Nuklir sendiri menjadi senjata militer yang sangat berbahaya dan dapat berdampak besar terhadap bumi jika senjata ini digunakan , seperti contohnya pengeboman di Nagasaki dan Hirosima . Nuklir pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat pada tahun 1942. Seiring perkembangan zaman , nuklir menjadi sorotan negara lain dan terus dikembangkan oleh berbagai negara lainnya seperti Rusia , Inggris , Uni Soviet , China , dan Iran . Sama halnya dengan Korea Utara , tujuan dari pengembangan nuklir ini hanya untuk menambah kekuatan militer negara dan penelitian semata , namun faktanya beberapa negara menggunakan nuklir sebagai alat untuk mengancam negara lain dan menunjukan kekuatan suatu negara tersebut .

Melemahnya perekonomian di Korea Utara merupakan salah satu faktor terjadinya pengembangan nuklir oleh Korea Utara . Di tahun 1990-an Korea Utara mulai mengalami pemerosotan ekonomi akibat putusnya kerjasama bilateral dengan USSR yang saat itu menjadi mitra dagang utama bagi Korea Utara dan peristiwa banjir yang terjadi secara 3 kali berturut-turut ditahun 1996-1997 dan tahun di 2000. Walaupun terjadi penurunan tingkat perekonomian di Korea Utara  Korea Utara pada bidang militer masih memiliki sekitar 1,08 juta personil atau lebih kurang 44% yang berasal dari total populasi. Korea Utara menghabiskan 20 sampai dengan 25 % dari total GNP negara dalam upayanya untuk pengembangan program senjata nuklirnya. Di tahun 1994 Korea Utara telah memproduksi sejumlah  plutonium sebagai bahan pembuatan 2 senjata nuklir. Korea Utara ,dapat diperkirakan telah memproduksi setidaknya 5 sampai 7 senjata nuklir dengan berbagai aneka macam tipe. Salah satunya adalah Rudal Balistik Kapal Selam atau SLBM yang dapat meluncur dengan sangat cepat , dan memiliki jangkauan meluncur yang jauh .

Korea Utara telah melakukan tiga kali percobaan terhadap rudalnya ditahun 1993 , 1998 dan di tahun 2004 . Senjata rudal ini memiliki tingkat ledakan yang mendekati ledakan di Hirosima , hal ini menjadikan Korea Utara mengklaim bahwa senjata rudal ciptaanya telah berhasil dikembangkan .  Keberhasilan Korea Utara dalam mengembangkan nuklir ini mendapat kecaman dari dunia internasional untuk memberhentikan segera pengembangan nuklir tersebut .  Pengembangan nuklir tersebut dievaluasi bisa mengancam suatu ketentraman dan juga stabilitas keamanan di banyak negara Internasional. Beberapa negara seperti Amerika serikat dan beberapa negara lain yang berada dikawasan Asia Timur mengajuka permohonan kepada Dewan Keamanan (DK) dalam PBB supaya segera menjatuhkan sanksi untuk Korea Utara. Setelah mendapat berbagai desakan dari dunia internasional, akhirnya Korea Utara setuju untuk masuk kedalam keanggotan NPT Non Nuclear Weapon States pada tahun 1985 di bulan Desember. Tidak lama, setelah 18 bulan menjadi anggota Korea Utara kemudian berniat mengakhiri kesepakatan tersebut. Bagi Korea Utara, NPT dinilai tidak mampu melindungi keamanan dan pengakuan kedaulatan negaranya. Namun setelah masuknya Korea Utara menjadi anggot NPT ,  dunia internasional menyatakan bahwa mereka belum dapat memercayai isu tersebut. Setelah kurang lebih 1 Tahunan , Korea Utara kembali membuat negara-negara dunia merasa terancam dengan pengeluaran diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuclear (NPT) ditahun 2003, dan Korea Utara juga mengklaim atas kepemilikan beberapa senjata nuklir aktif yang akan digunakan sebagai keperluan militernya .

Hal serupa kemudian terjadi di tahun 2006, dimana Korea Utara kembali mengklaim atas keberhasilannya dalam mengembangkan sebuah senjata nuklir pertamanya. Uji coba kemudian dilakukan didalam sebuah terowongan pantai timur, dan ledakan dari senjata tersebut menimbulkan gempa bumi yang berdampak kepada Korea Selatan dan juga Jepang dengan intensitas 4.2 Mb , hasil uji coba ini banyak diprotes oleh berbagai negara terutama oleh Jepang dan Korea yang merupakan negara tetangga dari Korea Utara. Karena hal itu, Korea Utara mendapat kritik keras dari masyarakat diseluruh dunia internasional termasuk PBB, untuk secepat mungkin  menghentikan program atau pengembangan senjata nuklir  dan kembali dalam perjanjian NPT secara damai . Jika Korea Utara tidak segera menanggapi kritik tersebut, maka akan dilakukan penindaklanjutan oleh DK dibawah PBB . Kepastian mengenai tanggapan Korea Utara terhadap kritik yang diberikan masyarakat dunia dan juga PBB , akhirnya di tahun  2008 Korea Utara kembali kepada perjanjian NPT secara damai dan melakukan pemberhentian terhadap pengembangan senjata nuklir .

Kemudian di bulan Mei tahun 2009, Korea Utara kembali meluncurkan roket wilayah teritorial Jepang, yang diyakini sebagai rudal verifikasi cuaca. Hal tersebut memicu api kemarahan bagi dunia internasional terhadap Korea Utara, karena hal tersebut secara jelas menunjukkan bahwa adanya ancaman yang kuat terhadap perdamaian dunia dan ketenangan bagi negara-negara lain. Banyak dari negara-negara meminta agar PBB menurunkan sanksi kepada Korea Utara berdasarkan dengan Piagam PBB , Bab ke 7 yang  mengatur tentang “ancaman terhadap perdamaian” dan “tindakan yang ditujukan untuk negara yang melakukan tindakan agresi.” , dikarenakan tindakan Korea Utara ini telah mengancam rezim non-proliferasi dan juga menciptakan konflik keamanan yang serius bagi dunia internasional terutama di kawasan Asia Timur. Berdasarkan tindakan yang dilakukan Korea Utara, Dewan Keamanan dibawah PBB langsung mengeluarkan kebijakan yang mengecam terhadap Korea Utara dan menyampaikan bahwa peluncuran rudal oleh Korea Utara ini telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB 1718.  Namun sebagai respon dari Korea Utara yang tidak menerima kecaman dari Dewan Keamanan PBB, Korea Utara mengambil tindakan yang sama dengan mengancam PBB bahwa Korea Utara akan meninggalkan Pembicaraan Enam Pihak atau Six Party Talk dan akan mengaktifkan kembali reaktor nuklir yang ada di Yongbyon, yang selama ini dinonaktifkan sejak tahun  2007. Korea Utara bahkan menambahkan kecaman tersebut dengan mengusir keseluruhan tim inspeksi IAEA dari fasilitas nuklir yang ada di Yongbyon.

Alasan Korea Utara Terus Mengembangkan Nuklir ?

Lalu atas dasar apa Korea Utara terus mengembang senjata nuklir dan terus membuat heboh dunia internasional . Korea Utara memberikan penyataan bahwa faktor utama mereka terus mengembangkan dan juga mempertahankan tenaga nuklir adalah untuk terus melindungi keamanan negaranya, terutama terhadap agresi militer yang dilakukan oleh Amerika Serikat, Nuklir ini dianggap Korea Utara sebagai ancaman diplomatic atau sebagai alat yang amat efektif untuk membawa negara-negara besar seperti Amerika Serikat kedalam meja perundingan atau proses negosiasi , serta satu-satunya cara untuk memastikan keamanan rezim, adanya bantuan pangan, dan juga pendanaan bagi Korea Utara . Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa usaha Korea Utara yang terus melanjutkan dan mengembangkan program nuklirnya sebagai strategi sentral dalam agenda nasional adalah cara agar Korea Utara dapat menjaga keamanan dan kemakmuran negaranya.Dengan kata lain, dalam upayanya Korea Utara ini  menggunakan energi nuklir sebagai alat diplomatik dengan negara-negara "saingan" untuk mencapai kepentingan nasionalnya.

1. Mempertahankan keamanan dan kesejahteran negara

Korea Utara sebagai negara yang kecil, menyatakan bahwa program nuklirnya merupakan sarana diplomatik yang amat efektif untuk membujuk Amerika Serikat ke tahap negosiasi. Adanya kepemilikan terhadap senjata nuklir, Korea Utara menggangap bahwa mereka akan memiliki sebuah posisi yang unggul dalam bernegosiasi atas peraturan internasional , dan juga dalam membangun hubungannya dengan negara hegemonic seperti Amerika Serikat, Kemudian keamanan atas rezim bisa Korea Utara dapat dengan mudah melalui perbaikan hubungan kerjasamanya dengan Amerika Serikat ; Dapat dengan mudah menjaga keamanan rezim di Korea Utara, karena pada dasarnya Pyongyang telah menganggap bahwa Washington DC menjadi sebuah ancaman utama di berbagai negara yang termasuk di kawasan Asia Timur. Amerika Serikat pun kemudian turut mengawasi Korea Utara yang dianggap sebagai sebuah negara yang menjadi pendukung dari para teroris , dan dianggap dapat mencukupi kebutuhan sumber daya dari negaranya, dengan adanya kepemilikan atas senjata nuklir yang dimilikinya maka ketika Korea Utara diminta untuk segera menutupnya program Nuklir dan harus menyetujui permintaan tersebut , Korea Utara akan menyetujuinya jika diberi imbalan berupa  berbagai pasokan bahan bakar seperti solar yang jumlahnya cukup banyak ataupun adanya pencabutan terhadap sanksi-sanksi ekonomi telah diberikan ke Korea Utara .Faktanya, Korea Utara menggunakan tenaga nuklir sebagai sarana untuk memastikan keamanan rezimnya. Meskipun tujuan awalnya adalah untuk meneliti pengembangan reaktor nuklir di Korea Utara.Dalam politik internasional, Korea Utara juga menggunakan teknologi nuklirnya sebagai alat diplomatik, terutama dalam bentuk senjata nuklir, atau yang bisa disebut sebagai diplomasi koersif untuk mencapai kepentingan dan kebutuhan nasional negaranya.

2) Kebutuhan Ekonomi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun