Mohon tunggu...
wydi esti
wydi esti Mohon Tunggu... Guru - perempuan

asli Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahasia Pak Amir

18 Oktober 2021   07:56 Diperbarui: 18 Oktober 2021   07:57 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     "Sri... tolong sampaikan kepada suamimu ya... saya mohon maaf..."ujar Samin sambil mengusap air matanya.Sri pun dibuatnya kaget mengapa Samin minta maaf kepada suaminya.Sri pun langsung menjawab,"Ya Pak Samin nanti saya sampaikan permintaan maaf panjenengan,"Samin pun mengucapkan terima kasih kepada Sri.

       Rombongan penjenguk Samin pun pulang dengan membawa satu pertanyaan di benak mereka,mengapa Samin menangis ketika mereka datang dan meminta maaf kepada Sri.

"Tadi Samin kok menangis ya... ada apa ya?"tanya salah satu rombongan ."Iya... ya... jadi penasaran juga,"ujar salah satu rombongan yang lain.Sri sendiri diam dan dalam pikirannya berkecamuk pertanyaan mengapa Samin tadi meminta dirinya untuk memintakan maaf kepada suaminya. Apa yang terjadi diantara suaminya dan Samin.Dalam hatinya,dia terus bertanya-tanya.

      Sesampai di rumah,Sri ingin langsung bertanya pada suaminya tetapi suaminya belum pulang dari acara. Dia menunggu suaminya datang dan ingin lekas-lekas bertanya. Rasanya lama menunggu kedatangan Amir,suaminya seperti seakan-akan beberapa jam ia menunggu.

       "Assalamualaikum,"Amir datang dan memberi salam.Sri pun menjawab salam dari suaminya dan beranjak dari duduknya untuk menyambut suaminya. Dia sudah tidak sabar untuk bertanya pada suaminya."O Bapak sudah datang,"sambut Sri pada suaminya sambil mendekati Amir yang baru datang tersebut."Mau dibuatkan teh,Pak?"tanya Sri dengan lembut. "Tidak usah Bu tadi sudah dapat teh,"jawab Amir. Sesaat kemudian,Sri mulai bertanya kepada suaminya tentang pesan dari Samin."Pak tadi ketika saya menjenguk Samin,dia menangis dan berpesan kepadaku untuk menyamapikan permintaan maaf kepada Bapak,"ujar Sri dengan penuh semangat.

"O gitu tho Bu... aku sebenarnya sudah memaafkan perlakuan Samin kepadaku, Bu,"ujar Amir dengan tenang."Sebenarnya ada apa tho Pak kok pak Samin minta maaf ,"kata Sri dengan penasaran."Nah inilah waktunya yang tepat,aku mau bercerita pada ibu atas kejadian beberapa hari yang lalu yang pada waktu itu aku tidak mau menjawab pertanyaan dari ibu,"ujar Amir dengan nada sungguh-sungguh."Iya Pak... ada apa tho Pak?"Sri menyahut ucapan Amir suaminya. Sri bersiap-siap mendengarkan cerita dari suaminya dengan penuh semangat."Ceritanya begini Bu...  Waktu itu sebelum peristiwa wajahku jadi memar,aku dan Samin pernah berselisih tentang batas pagar rumah kita dengan rumah dia. Dia merasa aku menggeser pagar kita dengan batas tanah milik dia..sehingga dia marah dan sempat mengata-ngatai saya Bu,"ujar Amir berhenti sejenak."Terus bagaimana Pak?"tanya Sri tidak sabar mendengarkan cerita suaminya."Nah... dari peristiwa tersebut, dia sepertinya memendam dendam kepadaku Bu...sehingga terjadi peristiwa pagi itu sehingga wajahku memar.'ungkap Amir."Lha... memar itu kenapa Pak?"tanya Sri tambah penasaran"Pagi itu, ketika aku bersepeda bertemu dengan dia dan aku disuruh berhenti dan aku pun berhenti lalu tanpa banyak bicara dia memukul mukaku berkali-kali hingga memar... aku tidak bisa melawan.Setelah puas memukulku, lalu dia begitu saja pergi meninggalkanku tanpa bicara,"kata Amir dengan tenang.

    "Wah... wah... waah ini namanya penganiayaan Pak...

mengapa  Bapak diam dan tidak melaporkan ke pihak berwajib?"tanya Sri dengan agak geram."Tidak Bu... saya tidak mau peristiwa tersebut berlarut-larut dan ibu tahu sendiri si Samin bekas preman... ya sudah saya lebih baik mengalah saja,"tambah Amir."Tapi... Pak mengapa Bapak tidak mau cerita sama saya pada waktu itu,"kata Sri dengan penasaran. "Gini Bu... kalau aku cerita pada waktu itu pasti kamu marah-marah pada dia dan kamu laporkan kepada yang berwajib... makanya aku tidak mau cerita agar tidak terjadi masalah lagi biarlah saya saja yang disakiti,"ungkap Amir dengan nada serius.

"Ooo... pantas saja... tadi ketika aku menjenguknya dia langsung menangis dan langsung saya diminta memintakan maaf kepada Bapak... ternyata ceritanya seperti itu ya Pak,"ujar Sri  sambil mengerak-gerakkan telunjuk tangannya

        Beberapa hari kemudian, Samin pun sembuh dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit.Sebelum sampai di rumah dia meminta pada istrinya untuk mampir dulu ke rumah Amir.

"Bu,kita mampir dulu ke rumah Pak Amir ... ada sesuatu yang akan kusampaikan pada dia,"ujar Samin dengan sungguh-sungguh."Iya Pak... nanti kita mampir ke rumah Amir,"jawab istri Samin..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun