Mohon tunggu...
Novita Sianipar
Novita Sianipar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

perempuan sederhana yang mencintai kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Anak Laki-lakiku Memilih Kampus Pertamanya

16 Juni 2012   13:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:54 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampus hari ini diramaikan dengan calon mahasiswa baru dan orang tua mereka. Melihat pemandangan ini, aku senang banget. Ada dua hal yang kubayangkan. Pertama, membayangkan mama dan bapak yang seakan-akan juga sedang menemaniku untuk memilih kampus dan kedua membayangkan aku, abang dan anak laki-laki kami (anak perempuan juga nantinya) sedang menjajaki kampus-kampus dimana mereka akan belajar. Aku membayangkan anakku yang rambutnya itam ikal nampak sok serius dengan booklet warna hijau, biru atau merah di tangan; nampak ga sabaran menunggu aku dan abang yang jalan santai bergandengan tangan,"Mom...come on hurry up".

Namun aku dan abang hanya tersenyum saja dan memintanya untuk terus berjalan dan kami akan mengikuti kemanapun dia melangkah. Tapi yah anak laki-laki kami  itu malah nyurut berlari ke belakang, tampak gusar dan matanya yang coklat penuh dengan gairah menalukkan dunia menarik tanganku dan abang,"Mom..It almost noon. We can be late. We have more than one campus to visit, remember?"

Abang melirik ke arahku dan tentu saja aku tahu arti lirikan itu. Abang sedang bilang hm, persis kayak mamanya, yang selalu saja ga sabaran. Aku tertawa saja, bukan tidak peduli tapi memang aku yakin sifat itu diperolehnya dariku. Sedangkan sifat ingin tahunya akan pengetahuan, haus dengan segala bacaan,  dan ingin melipat dunia ini dalam satu buku berasal dari sifat abang (yang hingga kini tidak mengakui kalau dia adalah kutu buku).

"Abang, jangan terburu buru and stop using english in your holiday. This is your turn using Indonesian language as you had promised your grandpa, okey."

"Okey..okey..I will but hurry.."

Abang geleng-geleng kepala. Aku melirik dengan pandangan don't say anything.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun