Mohon tunggu...
Abud SB Runcing
Abud SB Runcing Mohon Tunggu... Wiraswasta - Anak Selat Muria I Penyeduh kopi dan pencumbu kretek I Ketua PP IPNU Bid. Jaringan Sekolah I Sekretaris Lesbumi Kudus #beripnuippnuituasyik #pelajarnusantara

ini adalah hidupku tentang berjuang dan berusaha tampil beda. Menyibukkan diri dengan mengabdi di salah satu Majalah Pelajar Kudus ( PILAR ) Nyambi terus berlatih broadcasting di salah satu radio komunitas di Kudus (RBK/ Radio Buana Kartika107.5 FM) Ingin terus berkarya, bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tuma'ninah Ala Bangjo

2 Oktober 2013   14:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:06 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1380700682417537472

Tentunya sudah tidak asing lagi bagi kaum muslim karena Tuma’ninah termasuk salah satu rukun sholat. Bahkan kerap tuma’ninah sering disiratkan sebagai kunci meraih kehusyu’an dalam menjalankan ibadah sholat. Dalam sebuah riwayat Imam ahmad disebutkan “ maka tegakkanlah punggungmu hingga tulang tulangmu kembali seperti (semula) “dapat ditarik kesimpulan bahwa Tuma’ninah adalah sebuah tindakan berhenti sejenak / meneng dalam istilah jawanya. Kemudian dalam riwayat Rifa’ah Ibnu rafi’ menurut riwayat Ahmad dan ibnu hibban “ sehingga engkau tenang berdiri (mu) “ . Ketenangan dan jeda dalam melakukan gerakan pada sholat supaya kita dapat mengontrol konsentrasi dan hati kita kepada apa yang kita kerjakan. Seringkali hal yang mungkin remeh ini di tinggalkan begitu saja oleh orang muslim karena di desak waktu dan mungkin juga karena kebiasaan. Padahal sholat adalah salah satu jembatan penghubung antara orang muslim dengan Allah, ketika sebuah ketenangan tidak tercapai maka akan berakibat fatal dalam ibadah seseorang.

Seperti halnya tuma’ninah dalam sholat, tuma’ninah dalam menggunakan jalan juga sangat penting. Sering di jumpai kecelakaan yang terjadi seperti : kecelakaan di perlintasan kereta api karena factor ketergesaan pengemudi sehingga menerobos rambu dan berakibat melayangnya nyawa. Sebagai pengguna jalan tentunya tidak asing dengan traficlight (lampu Bangjo) Hijau : jalan, Kuning : waspada/ siap, sedangkan Merah : berhenti. Sebelum lampu hijau atau merah menyala pastilah lampu kuning terlebih dahulu menyala. Lampu kuning ini dapat diartikan sebagai tuma’ninahnya jalan. Ketika kita dalam perjalanan kita dapat menegakkan punggung kita yang terasa pegal karena posisi duduk di montor atau mobil terlalu membungkuk. Selain untuk merenggangkan tulang tulang, ketika berhenti kita juga bisa mengatur kembali konsentrasi perjalanan kita, sehingga focus tetap jadi yang utama. Setelah waktu lampu merah telah habis kita akan menjumpai lampu kuning yang bearti adalah aba – aba untuk waspada / bersiap kembali jalan, dan kita dapat meneruskan perjalanan dengan kondisi fisik serta psikis yang telah terkendali.

Berhenti sejenak untuk merenggangkan tulang dan menengkan hati adalah hal Terpenting dalam kita menjalani ibadah dan hidup. Karena ketika kita meremehkan “ Tuma’ninah “ hal yang paling fatal lah yang menjadi taruhannya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun