Seorang gen x di antara ribuan gen z, itulah saya tadi malam di ajang "festival musik indie" The Music Gallery yang ke-15 kalinya tahun ini. Ini karena Kompasiana memberikan saya tiket untuk acara yang super keren ini.
Buat yang belum tau event apa itu The Music Gallery, sini saya kasih tau.
The Music Gallery
The Music Gallery atau yang sudah dikenal dengan nama Mugal, adalah sebuah festival musik tahunan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, (FEB UI).
The 15th Music Gallery merupakan ajang kolaborasi seni visual dan musik indie, yang menampilkan performance dari band-band keren, juga berbagai instalasi seni yang unik dan penuh pesan.
Mugal Tahun ini, acaranya digelar kemarin, Sabtu 26 April 2025 di Lapangan TNI AU Pancoran, Jakarta Selatan.
Sederet penyanyi dan band kenamaan Indonesia memeriahkan Mugal ke-15 ini, seperti Maliq & D'Essentials, Sal Priadi, Reality Club, dan Efek Rumah Kaca. Selain itu, ada juga Morfem, Perunggu, Lomba Sihir, dan Float. Nama-nama tersebut memiliki penggemar yang banyak di kalangan gen z, atau bagi penikmat musik indie Indonesia.
Daftar line up lengkapnya dari The 15th Music Gallery:
- Maliq & D'Essentials
- Sal Priadi
- Reality Club
- Efek Rumah Kaca
- Morfem
- Perunggu
- Lomba Sihir
- Float
- Grrrl Gang
- Rocket Rockers
- White Chorus
- Eleventwelfth
Penyelenggara Mugal ini adalah BSO (Badan Semi Otonom) Band yaitu salah satu organisasi mahasiswa FEB UI didominasi oleh kalangan Gen Z, maka sudah barang tentu line up yang ada merupakan representasi dari nama-nama musisi yang kini tengah digandrungi anak muda.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Mugal 2025 melakukan ekspansi dengan memilih venue konser yang lebih besar dan di luar ruangan.
Tahun-tahun sebelumnya Mugal rutin diadakan di Kuningan City Ballroom, tahun ini digelar di Lapangan TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan. Selain itu, Mugal 2025 juga menghadirkan 3 panggung untuk mengakomodir kebutuhan panggung dari para musisi.
Ekspansi ini tidak salah karena justru memberikan ruang yang lebih luas bagi penonton Mugal tahun ini, ditandai dengan besarnya basis penggemar dari para musisi. Sekitar lebih dari 1.200-an penonton yang didominasi gen z yang hadir menandakan makin besarnya antusias publik terhadap Mugal 2025.
Dari tahun ke tahun, The Music Gallery telah didefinisikan sebagai festival musik yang menampilkan  bakat-bakat terbaik dari musisi indie Indonesia.
Tak Ada yang Salah dengan Gen Z, Mungkin Semuanya Harus Berubah
Dengan pengalaman seorang gen x di lautan gen z tadi malam di lapangan rumput seluas lapangan sepakbola milik TNI AU, mengingatkan saya akan event musik besar di tahun 70 dan 90-an, yaitu Woodstock di AS.
Sebagai pengamat gaya hidup anak muda era 80-90-2000-an, gen z sekarang sangat berbeda dalam sikap dan perilaku mereka dalam menyuarakan, mengekspresikan, keresahan, pemberontakan, atau protes mereka terhadap kemapanan.
Gen z adalah generasi yang lahir dan tumbuh besar dengan banyak pilihan. Mereka hadir ke dunia menjadi digital native. Pilihan ada di tangan mereka, jalan apa yang mereka pilih, apa yang mereka senangi, dan lewat cara apa mereka melangkah, berkarya, dan berekspresi, mereka memiliki beragam pilihan dan keunggulan memiliki "alat ukur" mereka sendiri.
Gen z tidak terbentuk oleh kompetisi yang sangat terbatas, mereka tidak tumbuh dari "voting SMS" atau "juri Indonesian Idol", mereka memiliki ajang kompetisinya sendiri dalam dunia digital dengan beragam platform teknologi.
Mereka tidak lahir dari generasi seperti gen x yang tidak punya pilihan lain selain yang ada saja saat itu dan banyak larangan, maka pemberontakan anak muda masa itu pun ya begitulah... brutal, kadang ekstrim, dan yang penting anti mainstream dan meledak-ledak.
Dalam guyuran hujan di malam harinya, di panggung utama Melodies Stage yang usai magrib menampilkan Reality Club, tak membuat para penonton beranjak dari tempatnya, mereka tetap menyanyi, bergoyang, berteriak bersama sesama teman-temannya dalam asiknya irama musik Reality Club. Reality Club musiknya mengingatkan saya dengan Dave Matthews Band namun dengan tambahan suara vokal perempuan.
Hujan berhenti saat ERK (Efek Rumah Kaca) tampil, dan penonton masih setia bernyanyi bersama dan bergoyang.
Hingga pamungkas event ditutup secara memuaskan oleh Maliq & D'Essentials yang bukan menjadi pertama kalinya mereka tampil di Mugal. Setidaknya tahun 2016 mereka juga pernah tampil di  The Music Gallery ke-6 di Kuningan City Ballroom.
Dari kaca mata seorang gen x di ajang musik super keren tadi malam adalah, The Music Gallery adalah ajang musik yang membanggakan generasi saat ini.
Banyaknya keluhan gen x terhadap gen z soal cara kerja mereka, sikap, perilaku, etika dan adab, mungkin memang karena mereka sangat punya banyak pilihan, cara, dan langkah mereka sendiri. Tak seperti generasi sebelumnya yang sering dalam kondisi tak ada pilihan lain. Mungkin memang semuanya harus berubah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI