Mohon tunggu...
Giandi Ferniawan Pamungkas
Giandi Ferniawan Pamungkas Mohon Tunggu... Insinyur - Karyawan BUMN Perum Jasa Tirta II

menulis dan berpikir dengan persepsi yang berbeda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gimana Nasib Guru-Guru Kita Sekarang

6 Juni 2014   13:00 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:04 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada tulisan ini saya tidak berpihak kemanapun, hanya ingin mengomentari sistem pendidikan bangsa kita tercintaa ini. Seperti yang kita ketahui bahwa guru-guru sekarang bisa mendapatkan tambahan gaji berupa tunjangan dari yang namanya sertifikasi dengan syarat dia harus kuliah sampai batas pendidikan tertentu. Dari situ gajinya bisa mencapai 10 juta keatas. Tapi perhatikan dulu saat mereka bekerja, apakah semuanya itu benar-benar menuntut anak muridnya satu persatu sampai pandai ? Apakah kita pernah memikirkan bagaimana nasib guru-guru honorer dan guru-guru yang baru saja lulus dari perkuliahan ? Menurut pengalaman, ada beberapa guru yang saya ketahui dia itu sudah masuk masa pensiun sebenarnya, tapi karena dia termasuk guru yang di hormati bukannya di pensiunkan tetapi masih di pekerjakan di bagian TU. Ada pula guru saya yang masih muda dan kebetulan dia honorer arus dipindahkan karena ada guru baru yang baru saja lulus dari perkuliahan dan langsung diangkat jadi guru tetap hanya karena dia memiliki koneksi di dinas pendidikan. Padahal guru saya yang honorer tadi sudah lama mengajar di sekolah saya, bukannya diangkat malah di geser. Kenapa sih kok guru honorer bukannya diangkat dulu baru yang fresh graduate ? Secara pengalaman tentu guru honorer itu lebih berkompeten. Regenerasi guru-guru di Indonesia ini sungguh tidak jelas. Guru honorer yang sudah lama mengabdi dan menunggu di angkat menjadi pekerja tetap selalu digeser oleh kehadiran guru-guru baru yang punya koneksi. Apa itu bisa dibilang bahwa guru kita ini sejahtera ?

Jujur saya tiidak setuju dengan yang namanya sertifikasi dan dia mendapat tunjangan lebih padahal hidupnya tidak kekurangan. Apakah guru-guru yang berusaha keras mendapatkan sertifikasi itu tidak memikirkan guru-guru honorer yang gajinya tidak tetap dan juga guru-guru yang bekerja di daerah pedalaman yang kebutuhannya serba kekurangan ? Tolonglah berfikir dulu. Uang anda akan lebih bermanfaat jika di alokasikan ke guru-guru yang nasibnya kurang beruntung seperti anda. Kenapa sih tidak memikirkan kesejahteraan bersama ? Pasti anda yang berprofesi guru dan sudah medapat sertifikasi akan berkomentar "Ya mereka yang gajinya kurang kuliah lagi dong biar mendapat tunjangan juga" Memang itu tidak ada salahnya, tapi pada kenyataannya dia tidak seberuntung anda apalagi anda yang kerjanya di daerah perkotaan dan dekat dengan kampus manapun. Bayangkan jika anda mengajar di pedesaan pelosok, yang jauh dari perkotaan, jauh dari teknologi, dan anda memutuskan untuk kuliah lagi. Jika anda bisa menyelesaikan kuliah dalam kurun 4 tahun, apa anda tega untuk meninggalkan murid anda terlantar selama 4 tahun. Bisa saja dalam kurun waktu tersebut posisi anda digantikan dulu, ya kalo ada yang mau. Kalaupun ada yang mau belum tentu murid yang anda tuntun itu bisa sama perkembangannya ketika di ajari oleh orang yang berbeda.

Dalam tulisan saya ini banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan, tolong dijadikan bahan renungan. Anda, guru, adalah pencerdas anak bangsa. Tanpa guru, belum tentu ilmu dapat mudah masuk ke otak kami sebagai murid. Bangsa ini akan cerdas jika semua guru sudah sejahtera termasuk guru-guru honorer dan guru pejuang yang ada di pelosok, pedesaan, dan di ujung - ujung Indonesia yang nama daerahnya pun tidak pernah terdengar di telinga kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun