Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menelusuri 12 Goa Jepang di Watukosek, Pasuruan

2 Oktober 2018   04:36 Diperbarui: 2 Oktober 2018   10:16 3338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki pelataran masih berupa tanah yang kering dan agak berdebu. Di sisi kiri adalah tebing bukit ditumbuhi kayu Kaliandra yang kering meranggas. 

Maklum musim kemarau. Hanya beberapa kayu Sengon Laut yang menyisakan daun hijaunya. Semua peserta saya arahkan ke menuju Goa Jepang 1, yang paling dekat dengan tempat parkir kendaraan.

Goa Jepang pertama ini nampak jelas sosoknya. Dibuat dengan melubangi dinding bukit. Mulut goa ada di sisi Barat. Agar tidak runtuh, goa buatan ini diperkuat dengan  pasangan Bata Merah sepanjang sisi dan plafond-nya. Saya perkirakan, lebar dan tinggi mulut goa ini sekitar dua meter. 

Begitu mendekat ke mulut goa, tercium aroma yang kurang sedap serta bunyi mencicit dari dalam goa. Sepertinya, goa ini adalah habitat Kelelawar. Sebenarnya penasaran ingin masuk, tapi ada tulisan peringatan "Dilarang Masuk Goa". Maka, niat masuk goa  pun diurungkan. 

Dari goa pertama, peserta kegiatan saya briefing lalu saya persilahkan melakukan aktifitas hunting sesuai naluri masing-masing. Semua bergerak mencari jejak goa berikutnya. 

Berjarak 50 meter dari goa pertama, ada papan petunjuk kecil sebagi penanda Goa 2. Maju 50 meter lagi ketemu Goa 3. kondisi kedua goa ini hanya tampat plafond atas mulut goanya. Tersisa lubang sempit, semacam  sarang musang. Hampir 90 persen mulut goa tertimbun tanah. 

Goa 2, mirip sarang Musang (dokpri)
Goa 2, mirip sarang Musang (dokpri)
Pelataran sisi Barat Gunung Prau (dokpri)
Pelataran sisi Barat Gunung Prau (dokpri)
Saya menghubungi teman yang tinggal di wilayah Gempol, karena tak seorangpun yang saya temui pagi itu di lokasi. Informasinya, pemuda yang bergabung dalam Komunitas Bongso Alus, dari Dusun Ngelawang lah yang telah menelisik, melacak, mencari jejak  goa-goa ini. 

Awalnya, masyarakat sekitar Gunung Prau juga tidak tahu kalau ada goa di sisi barat bukit ini.  Berbekal alat seadanya, mereka mereka-reka, menggali, mengaduk-aduk timbunan tanah sehingga akhirnya menemukan banyak goa.

Logo Komunitas (dokpri)
Logo Komunitas (dokpri)
Goa 4, nyaman dimasuki (dokpri)
Goa 4, nyaman dimasuki (dokpri)
Eksplorasi Goa

Kami terus bergerak menyusuri pelataran Gunung Prau. Banyak  spot-spot selfie yang sudah dibuat untuk mempercantik lokasi wisata dadakan ini. Beberapa warung sederhana juga sudah disiapkan di sisi kanan jalan masuk. 

Akhirnya, tiba di Goa 4. Dari luar, hanya tampak separuh mulut goa. Begitu saya dekati, tak ada bau amis kotoran Kelelawar. Spontan, naluri penjelajah dan rasa penasaran, mengajak kaki melangkah memasuki  goa. Saya ajak beberapa anak yang kebetulan membuntuti saya untuk masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun