Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Solusi Kyai Menyikapi Covid-19

2 September 2020   12:41 Diperbarui: 2 September 2020   12:37 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Umar Ibn Al-Khattab ra, termasuk orang yang menghindari daerah pandemi demi keselamatan diri dan masyarakat. Sementara, Abdullah Ibn Jarrah dan Muadz Ibn Jabal dan sederet sahabat lainnya memberanikan memasuki area zona hitam pandemi Al-Thaun, sehingga mereka akhirnya wafat (sahid) karena terjangkit wabah Al-Thaun. Cukup banyak deretan sahabat Rasulullah SAW yang wafat karena wabah Al-Thaun, karena memasuki wilayah zona hitam.

Sementara sahabat Amr Ibn Al-Ash adalah satu-satunya sahabat yang berpendapat bahwa orang-orang yang terjangkit virus Al-Thaun tidak boleh berkumpul alias menjaga (distancing) dengan orang yang sehat.  Sebagai seorang Gubernur yang memiliki kebijakan, sahabat Amr Ibn Ash memisahkan masyarakat yang ter-papar virus dengan masyarakat yang sehat. Amr Ibn Ash mendapat banyak kecaman dari masyarakat, bahkan ada seorang sahabat yang mencaci maka kebijakan Amr Ibn Al-Ash.

Nah, hampir semua negara yang terkena wabah Covid 19, melakukan apa yang dilakukan oleh Gubernur Mesir Amr Ibn Ash ketika menangani wabah Al-Thaun, dan ternyata berhasil. Indonesia, Arab Saudi, termasuk negara yang mengambil kebijakan tepat terkait dengan wabah Covid 19.

Solusi Kyai Menghadapi Covid 19

Jangan pernah berkata "dengan berwudhu, orang tidak akan terkena virus Covid 19". Fakta sejarah membuktikan beberapa sahabat Rasulullah SAW senior terjangkit wabah Al-Thoun Awamis, akhirnya mereka mati sahid. Sementara Umar Ibn Al-Khattab selamat dari wabah Al-Thaun karena beliau lebih memilih Kembali ke Madinah dari pada meneruskan perjalanan ke Al-Syam yang saat itu sedang dilanda wabah.

Sahabat-sahabat yang terkena virus Al-Thoun itu sosok yang hebat, mulai wudhu, sholat, dan membaca Alquran. Mereka ikut serta pada sebagian pertempuran. Namun, wabah Al-Thoun tetap menjangkitinya dan akhirnya wafat. Jangan pernah membandingkan diri kita dengan sahabat Rasulullah SAW. Dalam konteks pandemi wabah Covid 19 yang merajalela, maka mazhab Umar Ibn Al-Khattab dan Amr Ibn Al-Ash yang paling cocok dan tepat.

Nah, sekarang kembali kepada para agamawan Indonesia. Para Ulama Nusantara menyikapi Covid 19 beragam. Sebagian berpendapat bahwa Covid 19 berbeda dengan wabah Al-Thaun yang menyerang pada masa pemerintahan Umar Ibn Al-Khattab. Sehingga mereka tenang-tenang saja menghadapi Covid 19. Sebagian lagi mengambil sikap seperti Umar Ibn Al-Khattab, sehingga tetap tidak membuka proses pendidikan di Pesantren dan sekolah, dikhawatirkan penularan Covid 19 semakin massif, sehingga korban berjatuhan dari kalangan santri-santri.

Sebagian lagi mengambil madhab (cara) Gubernur Mesir Amr Ibn Al-Ash, yaitu melakukan pemisahan (Distancing). Dalam hal ini, orang-orang yang ter-papar Covid 19, harus di isolasi, sehingga tidak bergumul dengan orang-orang yang sehat.  Semua aktivitas berjalan seperti biasa, namun harus menjaga jarak, dan memakai masker, juga menghindari keramaian-keramaian.

Nah, sebagian para Kyai Nusantara tidak ingin berlarut larut melihat umat tidak mendapatkan sentuhan pendidikan agama dan ahlak. Maka para Kyai memangku Pesantren dan Lembaga Pendidikan tetap berusaha memberikan pelayanan umat di tengah pandemi. Tentu saja, setelah pemerintah membolehkan membuka pesantren, dengan catatan sesuai dengan  protokol kesehatan.

Para Kyai tetap berusaha taat terhadap pemerintah yang sah, sekaligus bekerja sama dengan petugas kesehatan yang terdiri dari dokter-dokter NU dan pemerintah yang tergabung dalam "satuan tugas Covid 19 NU" di dalam proses pembelajaran di pesantren.

Dengan harapan, agar anak-anak tetap bisa belajar Alquran dan tafsirnya, hadis, fikih dan tasawuf. Bagi Kyai, mengajar itu merupakan perintah Alquran, dan termasuk sebaik-baik amal ibadah. Bahkan, seorang ulama yang mengajarkan ilmunya kelak di akan memberikan syafaat kepada santri-santri nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun