Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mendukung Diplomasi ala Santri untuk Perdamaian Palestina dan Israel

14 Juni 2018   14:56 Diperbarui: 15 Juni 2018   15:13 4924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yahya Cholil Staquf. Sumber gambar: AP Photo | C. CREIGHTON

Tidak semua orang Israel itu Beragama Yahudi. Sebagian ada yang beragama Islam, dan Nasrani. Begitu juga sebaliknya, tidak semua orang Palestina itu Muslim, sebagian beragam Islam, Kristen dan Yahudi. Tidak semua orang Yahudi itu jahat, dan tidak semua orang Islam itu baik. Buktinya, banyak sekali orang Islam melakukan kejahatan dengan mengatasnamakan agama, membawa-bawa nama Al-Quran dan sunnah Rosulullah SAW.

Begitu juga dengan orang Yahudi melakukan hal yang sama. Bagi setiap muslim harus berkeyakinan bahwa Islam agama mulia dan tidak ada yang lebih tinggi dari islam tanpa harus menjelekkan agama yang lain.

Orang Islam yang benar itu pasti akan berusaha menjaga lisan dari perkataan yang tidak benar, lisan selalu menebarkan kebenaran dan menebarkan salam. Karena itu ciri khas agama islam. Jadi, belum dikatakan islam sempurna, jika masih suka menebarkan fitnah, hoaks, atau masih suka ujaran kebencian. Sampai-sampai Rosulullah SAW mengisaratkan bahwa salah satu penyebab masuk neraka itu "A-Jaufani" yang artinya dua lubang: mulut dan kemaluan.

Di Jerusalem, kota suci 3 agama. Pemeluk Yahudi masuk pada peringkat pertama, disusul Muslim dan Nasrani. Namun, mereka terlihat rukun antara pemeluk agama di Yerusalem, baik Yahudi, Islam, dan Nasrani bisa duduk berdampingan dan ngopi bareng.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Masing-masing memiliki kesamaan, yaitu menjadi tempat suci dan menjaganya dengan bail. Yahudi menyucikan Tembok Ratapan, Nasrani menyucikan gereja, sementara Muslim menyucikan Al-Quds (Masjidil Aqsa). Ketika minggu pagi, bisa menyaksikan umat Islam pulang dari Masjidil Aqsa, sementara para Nasrani asyik beribadah di gereja yang terletak di sekeliling Masjidil Aqsa, sementara anak-anak Yahudi sedang asik bermain dan belajar, dengan mengenakan busana khasnya.

Belum lama ini, ada warning dari pemerintah Israel seputar larangan berkunjung ke Israel yang dikhususkan bagi pemegang paspor Indonesia. Ada yang menyebut larangan itu sebagai tindakan balasan, atas sikap Indonesia terhadap warga Israel yang akan diboikot jika berkunjung ke Indonesia. Ada juga yang berpendapat bahwa larangan itu karena Indonesia dan Israel memang tidak memiliki hubungan diplomatik. Semua boleh beranalisis, sesuai dengan opininya masing-masing.

Ada juga yang mengatakan bahwa larangan itu karena Israel sangat khawatir terhadap sejumlah wisatawan Indonesia yang dianggap menguntungkan warga Palestina yang sebagian besar terjun dalam dunia wisata dan kuliner. Terbukti, banyaknya wisatawan Indonesia, ternyata menumbuhkan perekonomian warga Palestina.

Juga, guide-guide Palestina selama menjadi guide wisatawan Indonesia, menebarkan rasa benci terhadap pemerintah Israel. Memang, itu sangat terbukti, di mana selama dua kali berkunjung ke Jerusalem, gudie-guide selalu mengajak benci kepada Israel. Tapi, itu sangat wajar, mengingat warga Palestina sampai sekarang terjajah.

Tapi tidak satu- pun negeri Arab yang ngakunya berpegang dengan kitab suci Al-Quran dan sunnah membela mati-matian Palestina. Padahal, Palestina itu Arab suku dan bahasanya, ada yang Islam agamanya, Al-Quran pedoman hidupnya, Muhammad SAW nabinya. Al-Quds menjadi kiblat umat Islamnya. Namun, urusan politik beda. Orang Arab setiap hari hanya bisa menyaksikan saudara-saudaranya seiman dan sebangsanya tertindas.

Ada juga negeri Turki yang dielu-elukan seperti dewa. Ternyata, sama saja. Hubungan diplomatik tambah bagus, begitu juga dengan perdagangan. Bahkan Erdogan tidak segalak Jokowi di dalam menyikapi Israel. Indonesia hingga sekarang komitmen membela Palestina, baik melalui perundingan, maupaun membantu masyarakat Palestina yang tertindas.

Terlepas dari berbagai opini yang berkembang dan bernada sumbang. Ternyata tokoh-tokoh Indonesia diam-diam sering berkunjung ke Jerusalem, seperti; Arifin Ilham, Ali Jaber. Itulah yang saya dapatkan informasi dari Imam Masjidil Aqsa Syekh Al-Abbasi. Artis-artis yang rajin berkunjung di sana juga banyak, begitu juga anggota legislatif. Namun, kunjungan mereka bertujuan untuk mengamalkan hadis Rosulullah SAW seputar kunjungan ke masjid suci.

Menyadari atau tidak, setiap orang yang pernah berkunjung ke Yerusalem, berarti berkunjung ke Israel. Izin tinggal di Yerusalem itu yang keluarkan otoritas Israel, bukan Palestina. Hingga kini, Palestina itu hanyalah sebuah nama, tidak memiliki otoritas sama sekali. Jadi, setiap orang yang pernah berkunjung, secara otomatis datanya tersimpan di Israel. Orang Palestina juga menggunakan mata uang shekel Israel atau dollar Amerika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun