Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membuka Aib Pasangan, Sama dengan Membuka Aib Sendiri

12 November 2017   10:42 Diperbarui: 12 November 2017   11:12 2261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menutup aib sesama muslim saja mendapat pahala, apalagi menutup aib pasangan. Menutup aib orang lain saja mendapat pujian, apalagi menutup air orangtua. Orang jawa bilang "mendem jeru mikuk duwur" yang artinya "jadilah orang yang bisa menutup keburukan dan kekurangan orang tua dengan berbuat kebaikan, agar derajat meraka mulia". Itulah namanya anak sholih.

Secara khusus, Rosulullah SAW menyampaikan "barangsiapa menutup aib seorang muslim, maka Allah SWT akan menutupi aibnya (HR Bukhori). Jelas dan ceto welo, bahwa menutup keburukan orang sesama muslim itu besar pahalanya. Termasuk sunnah Rosulullah SAW. Jadi, jangan sampai rajin mengerjakan sholat sunnah, tetapi rajin membuka aib sesama muslim melalui medsos. Itu sama dengan "berburu ayam, tetapi kehilangan sapi".

Nah sekarang membicangkan keluarga. Di dalam mengarungi bahtera rumah tangga, biasanya masing-masing pasangan akan mendapati ketidak sempurnaan (kekurangan masing-masing). Itu sangat wajar. Walaupun sebelum menikah terlihat baik-baik, bahkan terkesan sangat baik, hingga mendekati sempurna. Setelah akad nikah, semua terlihat jelas kekurangan dan aib masing-masing.

Setiap hari, aib istri semakin jelas, begitu juga kekurangan sang suami. Selisih pendapat, hinga pertengkaran sering terjadi. Kondisi ini sudah lazim terjadi bagi sebuah keluarga, bahkan sejak jaman Rosulullah SAW dan sahabat-sahabat, perselisihan rumah tungga itu sudah biasa.

Akan tetapi, yang perlu di cermati dan dihindari ialaj, bagaimana menutupi cela atau aib seorang istri (suami), dan kemudian memperbai kekurangan dan aib masing-masing melalui dialog dan diskusi, bukan melaui kekerasan. Rosulullah SAW pernah mengatakan "sebaik-baik kalian orang yang paling baik bagi keluarga, dan aku adalah orang yang paling baik bagi keluargaku".

Sebagai seoran suami, mestinya bersikap lembut dan bijaksana, jangan sampai membuka cela (aib) istri kepada anak-anak, pembantu, atau di depan banyak orang. Karena ini sifat yang tidak terpuji, akan mengurangi keharmonisan kehidupan rumah tangga. Apalagi sampai melontarkan kata-kata kasar, bahkan pukulan fisik.

Jika melihat sang istri atau suami melakukan sebuah kesalahan, jangan tergesa-gesa menghakiminya, sebelum mengetahui duduk persoalannya. Karena"peng-hakiman" itu akan berdampak kurang baik, bahkan memperkeruh suasana. Carilah waktu yang tepat untuk memberikan nasehat, agar persoalan tersebut ada solusi serta jalan keluar tanpa menambah konflik baru.

Sesungguhnya, setiap persoalan yang dihadapi Allah SWT memberikan jalan keluarnya. Nah, sholat merupkan satu-satunya solusi terbaik dalam persoalan rumah tangga. Artinya, ketika rumah tangga bermasalah, sebaiknya memperbaiki kualitas sholatnya, bukan justru mencari hiburan. Masjid, tempat paling aman dan nyaman, bebas fitnah dan masalah. Bersujud kepada Allah SWT bermunajat, memohon ampunan dan solusi terbaik kepada Allah SWT.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun