Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Hidup bersama Malaria

25 April 2021   05:00 Diperbarui: 25 April 2021   08:05 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Christine Sandu on Unsplash

Meski semua gejala sudah tidak ada lagi dan merasa sudah fit total, namun sesekali jika badan kelewat lelah, aku akan menggigil lagi dengan rasa sakit di seluruh persendian. Hal itu berulang terus hingga bertahun-tahun.

Pertama kena malaria, itu tahun 2003. Pada 2008, ketika sedang mengikuti kegiatan FLP di Jakarta, aku terpaksa tidak keluar dari penginapan karena mendadak meriang. Padahal itu adalah agenda penting, ketika para ketua se-Sumatra berkumpul.

Seorang teman sekamar kemudian menyeduhkan kopi herbal untukku. Alhamdulillah, besoknya aku sudah prima kembali. Tapi sepulang dari Jakarta, teman yang bekerja sebagai perawat mengajakku berobat ke puskesmas tempat ia dinas.

Menurut banyak kabar yang kudengar, malaria tidak bisa disembuhkan. Temanku membenarkan. "Apolagi awak memang dak pernah berobat!" katanya. Itu juga berobat karena ia yang memaksa.

"Besok-besok kalo acara lagi sakit lagi kayak mano? Iyo kalo dapat kawan yang baek kayak kemarin. Orang kumpul nak begawe malah ngurus orang sakit," omelnya.

Di puskesmas, diperlihatkan padaku parasit pada darah di bawah mikroskop. "Itu na, vivax!" temanku menyilakan.

Di matanya mungkin jelas mana darah mana plasmodium. Di mataku, semuanya entahlah. Tapi memang ada yang bergerak-gerak di sana dengan bentuk yang tidak jelas.

Dari puskesmas, aku dioleh-olehi obat buanyak banget. Dengan ukuran yang membuatku stres duluan. Setiap aku melihat obat itu, rasa sakit seperti merayapi tubuh dari ujung kepala ke ujung kaki. Jadi obat itu kubiarkan tergeletak berbulan-bulan bahkan sampai lupa, karena kepalaku tak bisa dibujuk.

Baca juga: 5 Tipe Orang yang Disukai Nyamuk

Akhirnya (Mungkin) Sembuh

Akhirnya obat dari puskesmas memang tak satu pun yang kuminum, karena psikisku kacau. Setiap melihat tumpukan obat dalam kresek kecil itu, aku yang semula sehat walafiat tahu-tahu rasanya tak karuan. Alih-alih sembuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun