Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bukan Teka-teki, Siapa yang Seharusnya Mencatat?

16 April 2021   09:10 Diperbarui: 16 April 2021   11:26 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rupixen.com on Unsplash

"Kalau jadi bendahara, harus punya buku atau minimal kwitansi pribadi. Walaupun dari kantor gak disuruh, pokoknya kita harus punya catatan sendiri. Setiap keluar duit, suruh yang nerima tanda tangan!" entah siapa yang berpesan ini, aku lupa sama sekali. Tapi ucapannya masih kukenang bahkan jauh setelah tidak berurusan dengan uang milik kantor mana pun lagi.

Sebuah kejadian di masa lalu lumayan membingungkan untuk diambil kesimpulan, namun tetap bisa diambil pelajaran. Simak tenang-tenang, ya!

Aku pernah bekerja di sebuah sekolah sebagai kasir yayasan. Sekolah ini terdiri dari Rumah Balita, Kelompok Bermain, TK, SD, dan SMP. Suatu hari, dalam rangka tahun ajaran baru, seorang wali murid diantar oleh wali kelas TK untuk mencari informasi terkait SD di sekolah yang sama.

Saat itu, di kantor hanya ada aku dan kepala SD. Untuk urusan biaya, tentu aku tau banyak. Tapi program-program sekolah, jelas saja kepseknya lebih tau. Oleh sebab itu, wali murid yang tadinya dihadapkan padaku akhirnya pindah ke meja kepala SD.

Untungnya, wali kelas yang mengantar tidak serta merta meninggalkan kantor. Ia duduk di depan mejaku, menggantikan wali murid yang sudah berpindah tempat. Kenapa untung? Lihat nanti, baca dulu yang sabar.

Baca juga: Anak Bawang yang Jadi Karyawan Tiri

Aku kembali berhadapan dengan Excel di layar komputer, posisi menyamping dari mejaku jika berhadapan dengan wali murid yang hendak melakukan pembayaran. Sementara wali murid tadi mendapatkan penjelasan detail tentang sekolah dari kepsek SD.

Dari perbincangan mereka, terdengar jelas bahwa wali murid tersebut membayar lunas biaya sekolah untuk anaknya yang baru saja tamat dari TK di sekolah yang sama. Tapi baik wali murid maupun kepala SD, tidak ada yang mampir ke mejaku untuk meminta tanda bukti pembayaran.

Karena posisiku membelakangi mereka, otomatis aku tidak tau bagaimana kejadian berikutnya. Hanya saja kepsek kemudian keluar kantor tanpa menyetor uang siswa tersebut padaku.

Berbulan kemudian, ketika aku hendak mengeluarkan tagihan untuk para siswa yang menunggak, nama siswa SD yang aku yakin orangtuanya sudah melunasi biaya sekolah waktu itu, termasuk yang kosong data pembayarannya.

Aku pernah disalahkan wali murid TK saat ia menerima surat tagihan padahal sudah membayar, yang ternyata uang itu nyangkut di guru. Aku diomeli di kantor di depan kepala sekolah, tapi tidak ada yang membela. Semua orang berpikir, karyawan baru, wajar masih salah-salah. Padahal bukan aku yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun