Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tadarus yang Menghilang

16 April 2021   05:00 Diperbarui: 16 April 2021   05:11 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Ayesha Firdaus via unsplash.com

Kami semua bisa tidur nyenyak lebih cepat. Yang suka begadang (kadang kami berprasangka buruk orang-orang ini akan tidur selama puasa), entah ngaji atau sekadar ngobrol di masjid hingga menjelang sahur. Pukul 2 pagi mereka membangunkan warga lewat pelantang, lalu pulang.

Itu pun aku masih terganggu. Sebab rata-rata waktu Subuh di tempatku pukul 5 kurang. Jika pukul 2 sudah dibangunkan, terlalu banyak waktu terbuang, padahal paginya masih harus masuk kerja. Kemudian pandemi datang ....

Baca juga: Hindari 5 Makanan Ini Agar Tidak Haus Saat Puasa

Tadarus Ditelan Pandemi

Kisah di atas terjadi di lingkungan rumah orangtuaku. Di rumahku sendiri, suasananya agak mirip. Bedanya rumahku agak lebih jauh dari masjid, namun suara tarawih dan tadarus masih terdengar cukup jelas.

Terasa melegakan ketika Ramadan pertama di sini, tidak terdengar bocah yang terbata-bata mengaji di tengah malam. Bahkan sebelum pukul 24:00, suasana sudah hening. Mungkin karena banyak warga nonmuslim di sini. Ah pasti bukan itu, sebab di lingkungan lama bahkan ada beberapa nonmuslim yang bertetangga dengan masjid.

Tapi saking heningnya, tidak ada tetangga yang masih membuka pintu. Tidak ada suara TV menyala dengan penghuni yang ngobrol di dalam atau luar rumah. Aku tak berminat kelayapan malam-malam apalagi membiarkan anakku di luar. Lagi pula yang memelihara anjing melepaskan anjingnya di malam hari.

Tahun lalu tak ada tarawih karena larangan pemerintah, demikian pula dengan tadarus. Dan hari ini aku baru sadar, meski tarawih sudah dibolehkan, ternyata tak ada suara tadarus yang terdengar. Ternyata, benar-benar sepi justru tidak menyenangkan.

Tidak ada anak-anak bermain petasan, tidak ada pedagang keliling yang mangkal, malam Ramadan kali ini hening. Bukan lingkungannya yang berubah, tapi usia kita membuat semuanya terasa berbeda. Usia atau corona sih?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun