Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nissa Sabyan Pelakor, Salah Jilbab?

19 Februari 2021   20:50 Diperbarui: 19 Februari 2021   21:01 1636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak mengenakan jilbab, aku dan kawan-kawan sudah tau. Jika kami berbuat salah, orang akan menyinggung-nyinggung jilbab kami. "Pakai jilbab, tapi tingkahnya begitu!"

Buka ajalah jilbab itu ...  Percuma pakai jilbab ..., dan aneka celoteh yang seolah-olah dosa dan pahala ada di tangannya.

Dan terjadi lagi, ketika Nissa Sabyan tersandung kasus sebagai pihak ketiga dalam rumah tangga orang lain, tak sedikit yang refleks memvonis jilbabnya. Tak cukup dibawa ke ranah politik dengan menjadikannya bahan untuk menyerang AHY (hanya karena ada "nisa" di Annisa Pohan yang disebut-sebut merebut Agus dari orang lain), jilbab Nissa pun, mewakili jilbab muslimah lainnya, dianggap sekadar gaya. Bukan pakaian takwa.

Aku sama sekali tidak mengikuti berita gosip itu. Entah kebenaran apa yang ada di sana, aku tidak penasaran. Kalau Nissa Sabyan benar-benar pelakor, berasku gak nambah. Kalau dia cuma difitnah, saldo rekeningku pun tak berubah.

Baca juga: 5 Hal yang Merusak Kesan Pertama

Logika Terbalik

Kamu orang Indonesia asli, yang sejak mengenal MPASI langsung melumat nasi. Sampai dewasa, kepalamu tersugesti bahwa kamu belum makan jika belum mengonsumsi nasi.

Suatu ketika hanya tersedia roti dan air, tidak ada nasi sama sekali. Dengan asumsi selain nasi tak akan membuat kenyang, apa kamu memilih tidak makan apa pun saat lapar?

Itu analogi receh. Bukan meremehkan pembaca, tapi memudahkanku memilih contoh termudah. Logikanya, kalau makan roti saja masih lapar, apalagi tidak makan sama sekali. Begitu kan?

Lah kalau sudah berjilbab saja masih bisa keliru, apalagi jika belum. Kalau jilbab dianggap membuat seseorang berlaku buruk, sama saja dengan menganggap makan roti malah membuat kelaparan. Sungguh konyol.

Pada hari-hari menjelang mengenakan jilbab, ada kekhawatiran akan dikomentari orang lain karena tak sesuai perilaku dengan pakaian yang dikenakan. Ini pengalamanku pribadi. Syukurnya ketika jilbab dan perangkatnya telah dikenakan, justru seolah ada energi yang membuat kita lebih terkontrol ketika bersikap.

Apa lantas jadi sebaik malaikat? Kenapa gak sekalian dianggap hilang syahwat, biar total ngawurnya. Ada rem saja mobil bisa tabrakan, apalagi tanpa rem. Seseorang dengan pakaian religiusnya, apa pun agamanya, ia sedang berusaha untuk lebih baik. Bukan sudah baik.

Baca juga: Berjilbab tapi Tukang Fitnah

Efek Generalisir

Ah, sekadar komentar kok. Gak serius serius amat.

Nyatanya kan memang orang-orang berjilbab banyak yang gak bener.

Statement seperti itu sekarang banyak beredar di mana-mana. Tidak akan ada yang menyebut rasis, pelecehan agama, atau apa pun. Kebebasan berpendapat sudah dijamin, tapi untuk pihak tertentu.

Karena sudah kebas, kami yang mengenakan jilbab sudah biasa dengan kalimat-kalimat menyudutkan tersebut. Tidak rugi sama sekali. Yang rugi justru mereka yang berucap.

Pertama, karena ucapannya, orang yang hendak mengenakan jilbab bisa membatalkan niat baiknya. Kadang orang alergi jika kita menyebut "dosa". Okelah, tapi kamu bergaul dengan mereka. Seharusnya kamu mendapat teman yang baik, tapi kamu sendiri yang menjauhkannya dari kebaikan.

Kedua, kamu menginspirasi orang lain untuk berlaku sama. Dosa jariyah. Ah, kok ngomong dosa lagi.

Ketiga, kamu menghina syariat. Tak hanya perkara jilbab, tapi juga merambah ke aturan wajib lainnya termasuk salat.

Jika jilbab tak membuat orang jadi lebih baik, padahal ia perkara wajib, maka kewajiban lain pun tak akan memberi efek apa pun. Jika jilbab tidak membuat orang terlindung dari maksiat, maka salat juga tidak membuat orang tercegah dari kemungkaran.

Logika (sesat)nya, jilbab hanya untuk gaya, maka salat cuma olahraga. Persetan dengan dalil dan janji Allah soal segala kemanfaatan. Akhirat masih jauh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun