Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Gosip Lama Bersemi Kembali

14 Januari 2021   07:07 Diperbarui: 14 Januari 2021   07:21 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mall, tempat aku digoda setan gosip/unsplash

Setelah kartu anggota berada di tangannya, aku yakin benar bahwa itu memang Melati. Nampak dari gerak-gerik dan posturnya. Tapi kenapa dia justru buang muka, kenapaaa?

Tak cukup sampai di situ, persis sinetron, ia mengibas kartu itu sambil melangkah pergi. Iya, untuk mendapatkan kartu anggota, kita harus sudah belanja minimal satu juta. Tapi aku sudah lama punya, jauh sebelum bertemu dia.

Tau kan, kalau mall itu sama dengan pasar. Banyak setannya. Dan salah satu setan ikut aku pulang sambil mengembus-embus kenangan lampau.

Malam di bulan Ramadan, kami melingkar untuk tadarus seperti biasa. Menjelang dapat giliran ngaji, biasanya di antara kami ada yang menyimak teman membaca, makan kue kiriman warga, main petasan, atau pacaran di luar masjid, ... apa saja.

Aku bukan anak rajin, tapi waktu itu aku sudah remaja. Mau pacaran gak ada menarik, atau gak ada yang tertarik. Makan mungkin sudah, karena seringnya Mamak yang ngirim ke masjid, jadi kuenya sama dengan yang di rumah. Main petasan ketuaan. Jadi kupilih ngaji sendiri, berangsur-angsur tiap malam.

Entah malam keberapa, bacaanku mencapai akhir. Tanpa woro-woro, ternyata ada di antara temanku yang sadar bahwa aku sudah khatam duluan. Lalu ia memuji di depan teman-teman yang lain, sepintas saja. Tidak wah.

Tapi Melati melengos waktu mendengar kabar itu. Ia mengubah arah duduknya, dari menyamping jadi agak membelakangiku. Ah, ini pasti kenangan yang ditambah-tambah setan mall.

Karena kami seusia, aku tamat SMP, Melati pun demikian. Kami sama-sama masuk sekolah favorit. Bedanya aku di SMA, dia SMK. Tamat sekolah, lanjut kuliah. Ia tetap di kota kami, aku merantau.

Ketika dekat Idulfitri, aku pulang. Bertemulah kami di masjid yang sama. Teman-teman bertanya kabar, sekadar basa-basi. Tak keluar kota pun, kami semua jarang bertemu karena bukan anak-anak lagi. Sudah sibuk masing-masing.    

Alih-alih ngobrol sambil reuni, Melati sambil lalu nyeletuk, "Di sini be banyak kampus, jauh-jauh ke Jakarta!" tapi matanya tak melihat padaku. Ngedumel begitu saja sambil menjauh.

Baca juga: 9 Sikap yang Membuatmu Punya Banyak Teman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun