Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tikus yang Menyamar Jadi Ibuku

24 Juni 2020   19:05 Diperbarui: 24 Juni 2020   19:10 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Derrick Treadwell on Unsplash

Waktu kecil, aku percaya ibuku adalah seekor tikus. Meski setelah remaja nalarku menolaknya, tapi sampai dewasa, aku kadung terbiasa dengan keyakinan itu.

Ibuku yang pendiam itu tak seperti kebanyakan perempuan menurut kabar orang-orang. Ibu tidak cerewet, tidak cengeng, juga tidak suka mengutuk. Jika sedang sedih, ia memilih menyendiri di salah satu ruang rumah kami.

Dengan tabiatnya, ibu mencetak dua anak yang mirip dengannya. Aku dan adikku.

Kata adikku, "Jika Ibu jadi tikus, berarti Ayah adalah kucing."

Aku tidak setuju. Bahkan Ayah lebih anjing daripada anjing.

"Apa anjing memakan tikus?" tanya adikku di masa kecil kami dulu.

"Anjing memakan apa pun," jelasku. Anjing tetangga kami biasa menggondoli apa saja. Kadang ia membawa diapers bekas pakai dan mengunyahnya di halaman kami, lalu meninggalkannya begitu saja di sana.

"Jadi bukan karena memakan tikus, tapi karena tingkahnya itu!" kataku menekankan pada Adik.

 "Anjing suka menggonggong juga kan," tambahnya.

Kuusap rambut adikku, mengagumi kecerdasannya yang terus bertambah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun