Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alasan Kecoak Suka Mengejar dan Cara Menghindarinya

4 Juni 2020   22:17 Diperbarui: 5 Juni 2020   14:22 2746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam hari, pergi ke kamar kecil sendirian di rumah Mbahnya, tiba-tiba si Adek berteriak, "Omeeek!" lalu nangis kejer.

Eh, sebentar. Kejer itu bahasa Indonesia loh ya! Menurut KBBI, kejer berarti terus-menerus menangis dengan keras (seperti tangis kanak-kanak).

Spontan kami semua berlari ke arah suara. Sampai di TKP, ada yang jengkel, ada pula yang terbahak-bahak. Ternyata bungsuku itu menangis karena dikejar kecoak.

Aku termasuk yang tertawa, walaupun kasihan sih! Padahal aku tahu betul bagaimana shock-nya dikejar hewan ngeselin itu. Jangankan anak kecil, laki-laki dewasa pun takut pada kecoak, terutama kecoak terbang.

Sambil menggendongnya dari kamar mandi, kujelaskan bagaimana caranya agar kecoak tidak mengejar jika melihat kita. Kamu mau tahu juga kan?

Tak aneh jika seseorang takut pada kecoak. Alasan paling umum sih geli atau menjijikkan. Kakinya yang menyebalkan itu jika menempel sulit dilepaskan, belum lagi aroma khasnya yang sulit hilang. Langsung terbayang kan rasanya dihinggapi kecoak?

Yang dialami anakku itu mirip dengan pengalamanku waktu kecil dulu. Baru saja aku selesai berpakaian, seekor lipas, dulu kami biasanya menyebutnya dengan nama itu, menghadang jalanku. Padahal kakakku sudah menunggu dengan sisir dan bedak di tangan.

Karena takut, aku pun menghindari kecoak itu. Seperti menyadari ketakutanku, hewan itu justru mengejar. Kukira ia hanya sedang berjalan, kebetulan ke arahku. Ternyata tidak, ia memang mengejarku!

Sampai aku naik ke atas kursi, ia masih mengejar dan menungguiku di bawah. Aku pun menangis, mirip seperti menangisnya anakku.

Bedanya, kalau anakku punya emak hebat yang segera menenangkannya, aku dulu malah dimarahi. "Dengan lipas be takut!" dobel sialku hari itu.

Sambil ngomel, kakakku mengajarkan. Kalau melihat kecoak, santai saja. Jangan ketakutan, jangan lari. Kalau kita ketakutan, dia justru mengejar. Mirip kelakuan anjing. Tapi orang lebih suka diteriaki kecoak daripada anjing. Padahal anjing ada yang imut, kecoak menggelikan semua.

Rupanya ilmu dari kakakku manjur juga. Ketika melihat kecoak, dan aku sok-sok tidak takut, maka kecoak itu pun diam saja.

Kukutip dari winnetnews.com (26/8/19), sebuah penelitian di Case Western Reserve University, Cleveland, Amerika Serikat, menyimpulkan bahwa kecoak memiliki radar yang dapat mencium aroma manusia yang sedang ketakutan. Canggih juga ya!

Tapi sebagaimana hewan lainnya, pada dasarnya kecoak takut pada manusia. Insting pertahanan diri yang membuat mereka bereaksi demikian, karena rasa takut manusia diterjemahkan kecoak sebagai ancaman.

Sebaliknya, jika kamu santai saat berpapasan dengan mereka, kecoak tidak akan menganggapmu sebagai ancaman. Tapi siapa sih yang bisa santai melihat kecoak?

Jika waktu kecil aku ketakutan melihat kecoak, setelah dewasa justru sebaliknya, kecoak langsung kabur jika melihatku. Berarti radar mereka betul-betul canggih ya, bisa membedakan mana manusia takut, mana yang sebal.

Untungnya kecoak tetaplah hewan, yang kalah cerdas dari manusia. Jadi mereka tak tahu, kalau dengan ubah settingan ke mode terbang, pasti aku pun kalah nyali dengan hewan dari ordo Blattodea itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun