Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jadi, Siapa yang Munafik?

26 April 2020   09:11 Diperbarui: 26 April 2020   09:08 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Hello I'm Nik on Unsplash

Ketika ayat tentang munafik turun, para sahabat Nabi gundah gulana. Mereka cemas, hatinya merasa tak aman. Apakah yang dimaksud Allah dalam ayat itu adalah aku?

Akhirnya banyak dari sahabat tadi yang mendatangi rumah Rasulullah saw untuk menanyakan langsung. Saking mereka takut. Jika yang dimaksud ayat itu adalah mereka, apa yang harus mereka lakukan agar bebas dari vonis munafik dari Allah?

Tapi ada orang-orang, yang ketika ayat tentang munafik turun, merasa tenang. Mereka tidak khawatir, justru merasa aman dari sifat tersebut.

Dan pada akhirnya, Nabi memberi kabar pada para sahabat yang datang ke rumah beliau. Yang munafik justru mereka yang tenang-tenang saja. Tidak khawatir dengan hatinya.

Memvonis Orang Lain Munafik

facebook.com/jati.liwang
facebook.com/jati.liwang
Seorang kawan di Facebook membagikan gambar yang ada di status orang lain. Heran dia, ada yang membandingkan ramainya pasar dan sepinya masjid di tengah pandemi ini.

Lebih mengherankan lagi, ada label munafik yang diberikan kepada mereka yang berani ke pasar tapi enggan ke masjid. Semudah itu ya!

Jangankan ulama di MUI, sahabat Nabi saja kalah dibuatnya. Orang saleh khawatir disebut munafik oleh Allah, sedangkan dia merasa saleh, hingga berani menyebut orang lain munafik.

Apa dia kira orang-orang yang ke pasar melakukannya lima kali dalam sehari? Apa dia pikir semua orang punya kondisi yang sama hingga tak perlu ke pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup?

Setiap ayat tentang munafik turun, tidak ada sahabat Nabi yang menunjuk saudaranya sebagai munafik. Yang ada, mereka sibuk mengoreksi diri, jangan-jangan itu ayat tentang aku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun