Tahun 2019 sudah di ujung, sebentar lagi kita tinggalkan. Di beberapa wilayah Indonesia, hujan juga sudah mengguyur. Tanah kita sudah basah, meski di sebagian tempat masih kerontang.
Tapi ... kabar basi bahwa akan terjadi kemarau sepanjang 2019-2022, masih saja beredar. Sudah basi, palsu lagi.
Tak tanggung-tanggung, hoaks tentang kemarau tiga tahun ini bahkan mencatut BMKG sebagai sumbernya. Dan oleh BMKG, berita ini pun sudah diklarifikasi. Dikutip dari kompas.com (15/10/18), BMKG melalui pejabat humas menjelaskan bahwa informasi bohong ini telah ada sejak lama. Nyaris setiap tahun BMKG mengklarifikasi, salah satunya melalui media sosial Instagram. Tapi sejak 2016 hingga kini, masih saja hoaks terkait kemarau dan kiamat itu terus beredar.
Tapi besoknya kulihat, postingan itu masih ada. Ya sudah, prinsip kita kan "aku sudah menyampaikan". Lu ikut gue gak untung. Lu nolak gue gak rugi.
Mudahnya orang percaya pada hoaks, sebenarnya merupakan contoh kecil dari dekatnya kita pada kiamat. Begini, menjelang kiamat terjadi, Dajjal akan muncul kan? Banyak orang yang akan menjadi pengikutnya, padahal Dajjal adalah pembohong.
Lah, jangankan sekelas Dajjal. Kalau kamu sedang kurang kerjaan, ketik cerita ngawur dan kasih gambar yang mendukung (meski gak ada hubungan sama sekali). Jadikan status, maka sebentar saja buah karyamu akan dibagikan orang dengan cuma-cuma.
Masalahnya, yang memproduksi hoaks bukan orang kurang kerjaan. Bahkan mungkin itulah pekerjaannya. Seperti buzzer bayaran, aku percaya sebagian hoaks ini diproduksi secara profesional. Yah, semacam proyek Kakak Pembina.
Sebenarnya mudah saja memerika apakah sebuah berita yang dibagikan itu adalah bohong atau nyata. Ambil kata kunci dari berita tersebut, lalu tambahkan kata "hoaks" atau "hoax" di belakangnya.
Misal ada pesan berantai yang sampai ke WAG. Bunyinya seekor bebek terbang membawa sekarung berlian melintasi Monas. Cukup ketik "bebek berlian monas hoax" insyaallah kebenarannya akan terungkap!
Eits, yang itu contoh. Jangan dicari betulan!