Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rumah Batu Olak Kemang, Sejarah yang Tinggal Sejarah!

24 November 2019   12:53 Diperbarui: 24 November 2019   13:03 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Batu Olak Kemang | Dok. pribadi

Orang menyebutnya Rumah Batu. Setiap datang ke tempat ini, hampir pasti aku terlewat jalan dulu, baru putar balik karena kejauhan. Barangkali karena tidak ada yang khas sebagai penanda di sana, atau memang visualku yang lemah. Kabarnya, kebanyakan perempuan begitu.

Terletak di Jambi Kota Seberang, penyebutan yang cukup membingungkan tak hanya bagi orang di luar Jambi, bahkan bagi warga Jambi sendiri. Sebagian orang menyebutnya Seberang Kota Jambi, disingkat Sekoja, dan ini lazim terdengar sejak dulu.

Suasana di Jambi Kota Seberang | Dok. pribadi
Suasana di Jambi Kota Seberang | Dok. pribadi

Tapi dari segi bahasa, penyebutan "seberang kota" seolah menunjukkan bahwa wilayah ini terletak di seberang Kota Jambi. Nyatanya, Jambi Seberang Kota adalah juga bagian dari Kota Jambi. Dipisah oleh Sungai Batanghari, yang menjadikan bagian utara sebagai Kota Tradisional, dan Bagian Selatan adalah Kota Modern.

Di Jambi Kota Seberang, banyak terdapat masjid dan pesantren tua yang masih aktif. Nuansa Islam sangat kental di sini. Warga aslinya adalah keturunan dari perpaduan bangsa Arab, Melayu, dan Cina sejak ratusan tahun lalu.

Salah satu sekolah Islam tertua di Jambi Kota Seberang | Dok. pribadi
Salah satu sekolah Islam tertua di Jambi Kota Seberang | Dok. pribadi

Rumah Batu, yang merupakan bagian dari cagar budaya, terletak di Olak Kemang, Kampung Tengah. Merugilah mereka yang baru mendengar nama Rumah Batu selewat tahun 2019 ini. Sebab meski namanya terdengar hingga jauh, nyatanya rumah ini nyaris tersisa tanahnya saja.

Dua bulan lampau aku bertandang ke sana. Sama sekali tak ada tanda-tanda perawatan dari pihak berwenang. Bukti sejarah ini luluh dibinasakan alam. Nyaris tuntas! Babak bunyak, kalau kata Mamakku.

Katanya | Dok. pribadi
Katanya | Dok. pribadi

Dikutip dari laman Disparbud Kota Jambi, Rumah Batu adalah rumah peninggalan Said Idrus bin Hasan Al Djufri. Ia merupakan besan dari Sultan Thaha Saifuddin, pahlawan Jambi yang paling keras perlawanannya terhadap Belanda. Said Idrus bergelar Pangeran Wirokusumo.

Rumah orang biasa tak mungkin punya gapura semewah ini | Dok. pribadi
Rumah orang biasa tak mungkin punya gapura semewah ini | Dok. pribadi

Masih menurut laman Disparbud, arsitektur Rumah Batu merupakan perpaduan dari budaya Eropa dan Cina. Terdapat arca singa, ornamen naga, awan, dan bunga, pada pagar dan gapuranya. Pengaruh Eropa terlihat dari pilar-pilar yang menopang.

Hancur! | Dok. pribadi
Hancur! | Dok. pribadi

Di saat rumah masyarakat umumnya berbentuk panggung dan terbuat dari kayu. Rumah Batu (pada masa itu) adalah satu-satunya yang terbuat dari batu dan semen, dengan model rumah bertingkat (dua lantai). Itulah sebab, masyarakat Jambi Kota Seberang menyebutnya Rumah Batu.

Inikah arca singa yang dimaksud? | Dok. pribadi
Inikah arca singa yang dimaksud? | Dok. pribadi

Kini, arca singa, ornamen naga, awan, dan bunga, mungkin hanya bisa dibayangkan lewat imajinasi. Sebab benda aslinya sudah diselimuti lumut, dimakan cuaca. Apalagi musim hujan sudah tiba di Jambi. Setiap pekan hujan turun satu sampai empat kali.

Terbayang betapa megahnya bangunan ini dulu | Dok. pribadi
Terbayang betapa megahnya bangunan ini dulu | Dok. pribadi

Pengunjung Dilarang Masuk. Mau masuk ke mana? | Dok. pribadi
Pengunjung Dilarang Masuk. Mau masuk ke mana? | Dok. pribadi

Penampakan Rumah Batu dari luar gang | Dok. pribadi
Penampakan Rumah Batu dari luar gang | Dok. pribadi

Meski begitu, masih ada pelajaran sejarah yang bisa kita petik. Said Idrus bin Hasan mungkin adalah horang kaya pada zamannya, tapi kekayaan tak dibawa mati. Bahkan rumah megah yang dulu bisa saja jadi kebanggaan ia dan keluarga, kini hanya dikunjungi para wisatawan receh yang penasaran, penulis yang kurang bahan, atau blogger yang sedang berburu konten untuk lomba. Termasuk kompasianer junior seperti aku. Huhu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun