Anyway...back to cerita nyari rumah sewa itu.
Mana mungkin menyewa rumah di Korea di bawah 1 tahun. Apalagi hanya 6 bulan! Mmm mungkin sih, tapi kemungkinan ada yang mau nyewain pun kecil.
Akhirnya hampir tiap hari saya pontang-panting ke beberapa budongsan a.k.a. agen sewa-beli rumah.
Saya tahu diri dan tahu situasi dan fakta bahwa: (a) saya ini mahasiswa asing. (b) saya ada buntut 2 anak. (c) visa kami tinggal 6 bln. (d) Duwit ya cukup/pas-pasan.
Jadi: kami ora muluk-muluk nyari rumah yang besar. Kami sadar bahwa deposit pun rata-rata adalah Rp 60 juta utk rumah yang cukup untuk 4 orang alias kamar 2 buah. Belum lagi, per bulannya pun rata-rata kudu ngrogoh saku Rp 6 juta. Itu pun rumahnya macam di film Parasite tapi agak di atas dikitlah. Kalo di Jogja? Wah tak boleh ngebandingin.
Intinya...harus dapat rumah. Palli-palli. Cepet-cepet.
Wait, that's not the point.
Yang penting adalah mencari orang atau agen rumah yang baik hati yang bisa mau dan bantu mencarikan rumah yang bisa disewa 6 bulan. Syukur-syukur bisa didiskon atau murah.
Ada agen rumah yang begitu saya jujur bilang mau sewa 6 bln saja.., gak ada 1 menit pun ...bilang tak bisa bantu...atau bilang itu tak mungkin.
Ya sih...saya sudah tahu dari awal bahwa itu agak impossible.
Subplot pertama: ada agen rmh yang bilang ada rumah yang boleh disewa 6 bln. Senengnya. Tanpa pikir panjang. Kami datang, lihat dan walaupun tak sreg di hati, Â bayar uang tanda jadi drpd disewa orang lain. Hiks. Ternyata....kami harus bersih-bersih sendiri, fixing ini itu sendiri. Lha.itu perlu duit. Ok rapopo lagipula dekat dengan SD-nya Freya, saat itu. We desperately had to move out dulu.