Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

2 Hal yang Awam Sering Gagal Paham Soal Saham

3 Oktober 2023   20:32 Diperbarui: 4 Oktober 2023   03:51 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Shutterstock/Xalien via Kompas.com)

Masing-masing perusahaan menghasilkan produk berupa barang/jasa yang bisa kita lihat bahkan gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, menganggap saham sebagai jalan pintas untuk meraih kekayaan. 

Agak berbeda dengan sebelumnya, orang-orang di kategori ini sadar atau tanpa sadar justru memang sengaja menjadikan saham sebagai arena judi. Mereka mengira saham bisa menjadi jalan untuk kaya mendadak. Lembaran saham diperlakukan layaknya kertas undian/lotre.

Mereka tak terlalu peduli dengan saham yang dibeli. Bagaimana kondisi bisnis perusahaannya? Siapa menajemen yang mengelolanya? Apakah perusahaan untung atau rugi?

Mereka hanya peduli dan ingin melihat harga sahamnya naik terus. Saat itu terjadi, maka antusias dan girangnya bukan kepalang. Namun saat harapannya itu tidak terwujud, maka akan muncul kepanikan yang luar biasa lalu memutuskan untuk menjual meskipun dalam kondisi menanggung kerugian.

Bila kembali pada konsep pemahaman yang benar, maka harus selalu diingat, saham merupakan investasi jangka panjang. Tidak ada yang instan. Selayaknya bisnis perusahaan, maka pasti dibutuhkan waktu yang cukup untuk menunjukkan kinerja terbaiknya.

Seorang investor saham akan selalu memegang prinsip, bahwa harga saham cepat atau lambat pasti akan mengikuti kinerja perusahaan. Harga saham dalam jangka panjang pasti akan bisa merefleksikan kualitas bisnis perusahaan.

Dalam jangka pendek, fluktuasi naik-turun harga saham menjadi hal yang sangat wajar. Dalam kondisi-kondisi tertentu, para pelaku pasar bisa sangat emosional karena mendengar suatu berita atau sentimen tertentu. Selalu ada saja kondisi-kondisi tertentu suatu saham bisa naik dengan sangat tinggi karena kebanyakan pelaku pasar sedang dalam fase sangat optimis.

Sebagai contoh, beberapa waktu lalu sempat "booming" isu bank digital yang membuat hampir semua saham-sahamnya pun ikut "terbang". Namun tak berapa lama, pelaku pasar akhirnya sadar sudah memberikan harga terlalu mahal pada saham-saham tersebut.

Alhasil mereka dari yang sebelumnya berlomba membeli lalu beralih menjual. Tak heran, harga-harga sahamnya pun langsung rontok berjatuhan.

Investor saham yang bijak akan selalu menjaga berhati-hati sebelum memutuskan bertransaksi saham. Tidak akan ada gunanya ikut-ikutan dan bergantung pada apa kata orang lain. Hati jadi tidak tenang. Investor saham sebelum membeli harus sudah benar-benar meyakini saham perusahaan yang akan dibelinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun