Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Drama Piala Dunia U-20 dan Ihwal Investasi yang Merugi

1 April 2023   18:26 Diperbarui: 2 April 2023   07:50 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia resmi batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 menyusul pernyatan FIFA. Foto: Kompas/HERU SRI KUMORO 

Para pemain, pelatih, dan segenap official tim yang sejak jauh-jauh hari sudah menginvestasikan waktu, tenaga, pikirannya sebagai persiapan menyambut event akbar ini juga bisa dikatakan sebagai salah satu pihak yang sangat dirugikan.

Dampaknya akan lebih parah lagi nantinya bila akhirnya FIFA menjatuhkan sanksi terberat misalnya yang membuat sepakbola kita terhenti. Pasti akan ada banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan.

Pembelajaran untuk investor

Kerugian memang menjadi faktor potensi risiko yang melekat dalam semua instrumen investasi. Tidak ada investasi yang bisa diklaim benar-benar bebas risiko sama sekali. Perbedaanya hanya soal ukuran besar-kecil.

Biasanya semakin besar potensi keuntungan yang bisa dihasilkan, maka potensi risikonya juga semakin besar. Ini misalnya terjadi dalam investasi saham.

Banyak investor yang bisa mencatatkan keuntungan berlipat ganda dari saham, tapi sebenarnya tak sedikit pula orang yang merugi lalu akhirnya jera berinvestasi.

Model investasi seperti deposito atau obligasi memang bisa dikatakan instrumen investasi yang relatif paling aman.

Namun harus diingat bahwa potensi keuntungan yang diberikan instrumen ini pun relatif paling kecil. Terkadang hanya sedikit diatas, sekadar menyamai atau bahkan di bawah tingkat inflasi. Bukankah ini juga termasuk risiko?

Sekali lagi bahwa semua investasi pasti punya potensi risiko. Menjadi tugas investor untuk bisa mengukur dan meminimalisir potensi risiko tersebut.

Penting juga mengenali profil risiko diri sendiri, sebelum memutuskan membeli instrumen investasi.

Dalam berinvestasi saham misalnya, bila profil risiko kita adalah tipikal yang selalu siap dan berani menerima risiko fluktuasi harga harian yang terkadang bisa "gila-gilaan" maka kita bisa saja agresif memilih saham perusahaan kecil yang punya potensi pertumbuhan berlipat ganda. Meskipun sekali lagi, risikonya juga pasti tak kalah besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun