Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Vaksin Gratis, Vaksin Mandiri, atau Komersialisasi Vaksin?

24 Januari 2021   11:24 Diperbarui: 26 Januari 2021   08:05 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan Moderna berbasis teknologi genetik yang disebut mRNA (messenger RNA). (SHUTTERSTOCK/Nixx Photography via KOMPAS.com)

Wacana vaksinasi mandiri muncul dan disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi saat peresmian pembukaan Kompas 100 CEO Forum Tahun 2021, Kamis (21/1/2021). Presiden mengungkapkan, banyak pengusaha yang bertanya perihal bisa atau tidaknya vaksinasi mandiri.   

"Karena apa? Kita perlu mempercepat, perlu sebanyak-banyaknya apalagi biaya ditanggung oleh perusahaan sendiri, kenapa tidak. Tetapi sekali lagi, harus kita kelola isu ini dengan baik. Mungkin bisa diberikan asal merek vaksinnya berbeda, untuk tempat vaksin juga berbeda bisa dilakukan," kata Jokowi.  

Wacana ini bergulir dengan cepat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang merangkap Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah sedang menyiapkan regulasinya. Dengan kata lain, wacana vaksinasi mandiri dan berbayar itu sepertinya memang akan segera menjadi kenyataan.

Namun di sisi lain, pihak Kemenkes mengaku masih mengkaji skema pemberian vaksinasi mandiri dan menerima masukan dari berbagai pihak. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan bahwa dalam melaksanakan vaksin Covid-19 secara mandiri terdapat beberapa hal yang perlu dipahami.

Pertama, vaksin Covid-19 secara mandiri bertujuan untuk melindungi seluruh masyarakat, bukan untuk kepentingan individu. Kedua, vaksin Covid-19 secara mandiri harus diberikan secara merata kepada seluruh golongan masyarakat, bukan hanya golongan tertentu yang mendapat akses lebih dulu. Dia juga mengatakan bahwa pemerintah sudah memastikan seluruh masyarakat mendapatkan haknya yakni mendapat vaksin Covid-19 secara gratis.

Gratis, mandiri, atau komersial?

Bila ditarik sedikit lebih jauh, dinamika wacana seputar vaksin ini memang cukup menarik dan bergulir dengan cepat. Awalnya, pemerintah sebenarnya sudah mewacanakan hanya akan menanggung sebagian biaya pemberian vaksin untuk masyarakat. Dengan kata lain, tidak akan diberikan secara gratis untuk semuanya.

Namun, setelah mendengar masukan dan desakan berbagai pihak, pemerintah mengumumkan bahwa vaksin akan diberikan secara gratis untuk seluruh rakyat Indonesia. Tentu saja tidak diberikan secara serentak melainkan secara bertahap, mengingat ketersediaan vaksin yang telah tiba di tanah air. Kita tahu, Indonesia memang mengimpor vaksin dari berbagai negara.

Vaksinasi sudah mulai dilakukan dengan sasaran utama adalah para tenaga kesahatan. Sesuai janjinya, Presiden Jokowi bahkan menjadi orang pertama yang divaksin. Presiden ingin meyakinkan seluruh warga bahwa vaksin yang sudah disiapkan pemerintah benar-benar aman dan tidak berbahaya. Di kalangan warga memang sudah telanjur beredar banyak informasi miring mengenai vaksin.

Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang menerima vaksin (Istana Presiden/Agus Suparto)
Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang menerima vaksin (Istana Presiden/Agus Suparto)
Seperti biasa, memang akan selalu ada dua kubu yang terbentuk. Di saat ada sebagian orang yang masih terus meragukan bahkan mempertanyakan banyak hal tentang vaksin, sebagian lagi justru mengatakan sudah tak sabar untuk segera divaksin. Saya menduga, tugas pemerintah untuk memberikan keyakinan pada seluruh warga, kian bertambah seiring mencuatnya wacana vaksinasi mandiri.

Vaksinasi mandiri dengan berbagai alasan, sebenarnya punya sisi positif dan menguntungkan. Paling gamblang tentu saja sebagaimana yang disampaikan pemerintah, akan cukup membantu meringankan keuangan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun