Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Upaya Kita Menjaga Lingkungan dan Hutan yang Tersisa

8 September 2019   12:08 Diperbarui: 8 September 2019   12:17 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama peserta Forest Talk with Netizens - Jambi (lestarihutan.id)

Seperti sudah suratan takdir, keseimbangan alam dan lingkungan akan segera berbenturan dengan kebutuhan dan kerakusan manusia sebagai makhluk ekonomi. Ketika kepentingan ekologi berhadapan langsung dengan kepentingan ekonomi, mengutip syair lagu, "malaikat juga tahu, siapa yang jadi juaranya". Namun, benarkah dan haruskah selalu demikian?  

Selanjutnya Dr. Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia secara khusus menyoroti pengelolaan hutan dan lanskap yang berkelanjutan. Fakta-fakta terjadinya deforestasi, degradasi dan konversi hutan serta kaitannya dengan emisi CO2 dijelaskan secara gamblang.

Satu hal paling menarik yang saya renungkan, benar bahwa mengembalikan kondisi hutan yang telah rusak butuh waktu puluhan hingga ratusan tahun lamanya dan itu pun takkan mungkin bisa kembali persis seperti kondisi semula. Namun, kita masih punya harapan dan upaya bersama untuk mengembalikan "fungsi" hutan dengan menanam pohon serta melakukan praktik-praktik berkelanjutan pada hutan yang masih tersisa.  

Sesi penyampaian materi (Dokpri)
Sesi penyampaian materi (Dokpri)

Hal menarik berikutnya diingatkan bahwa sesungguhnya hutan dan pohon-pohon yang ada di dalamnya menyimpan banyak potensi yang bisa dikembangkan secara berkelanjutan tanpa harus merusaknya.

Ibu Murni Titi Resdiana yang seyogianya menyampaikan materi namun berhalangan hadir, dalam penyampaian materi yang diwakilkan oleh Dr. Amanda Katili menyebut kegiatan menanam pohon juga berpotensi membangkitkan ekonomi kreatif. Di banyak tempat sudah terbukti pohon bisa digunakan sebagai sumber serat, sumber pewarna alam, bahan kuliner, sumber furniture, sumber barang dekorasi, sumber minyak atsiri dan sebagainya.

Praktik baik dan peran netizens   

Acara Forest Talk ini kian menarik karena tak sekadar menampilkan sesi penyampaian materi dan diskusi dengan para narasumber, namun menghadirkan langsung beberapa pelaku usaha yang melakukan praktik baik pengelolaan hasil hutan secara lestari sebagai bintang tamu. Mereka diberi panggung untuk memamerkan potensi yang dihasilkan sekaligus bercerita tentang pengalaman, pandangan mereka tentang hutan dan hasilnya yang bisa dikelola secara lestari.

Bustam Effendi, pria asal kabupaten Bungo, provinsi Jambi yang sejak kecil dipanggil Vinto memaparkan hasil karyanya seperti batik, syal, tas, tikar dan bermacam produk kerajinan lainnya. Yang menarik tentu saja penggunaan bahan-bahan alam untuk menghasilkan produk, diantaranya daun pandan hutan, serat pandan, bunga alang-alang, rotan, sutra, getah pisang, kapuk dan lainnya. Pemilik brand kain Vinto ini sudah punya segudang pengalaman dan prestasi menjuarai event-event bertaraf internasional. Sungguh pencapaian yang luar biasa membanggakan.

Bang Vinto berbagi pengalaman praktik baik pengelolaan hutan secara lestari (Dokpri)
Bang Vinto berbagi pengalaman praktik baik pengelolaan hutan secara lestari (Dokpri)

Selain Vinto, ada pula @rengkerengke yang memamerkan kerajinan rotan Suku Anak Dalam (SAD), jamur crispy @ragel.id, serta produk makanan dan kompos dari masyarakat Desa Makmur Peduli Api di Jambi yang merupakan program dari APP Sinar Mas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun