Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengalaman Keluargaku Menggunakan BPJS Kesehatan, Murah Tapi Bukan Murahan

22 Desember 2018   00:55 Diperbarui: 22 Desember 2018   01:05 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi: krjogja.com)

Semua orang ingin sehat dan tidak mau sakit. Walaupun faktanya, semua orang pasti pernah mengalami sakit penyakit. Sehat dan sakit ibarat dua sisi keping logam yang tak mungkin dipisahkan.

Kemarin dan hari ini kita masih sehat, esok atau lusa bisa jadi kita sudah harus terbaring lemah karena sakit. Pertanyaannya, sudah siapkah kita menghadapi kondisi tersebut? Apakah kita sudah memiliki jaminan pengobatan (pembiayaan) untuk itu?

Pernyataan dan pertanyaan di atas mungkin sudah terlampau sering kita dengar. Sebagian orang mengira, itu sekadar kalimat-kalimat hafalan para sales yang sedang menawarkan jasa asuransi kesehatan ke calon pelanggan.

Padahal terlepas dari itu, hal-hal yang disampaikan memang benar adanya. Faktanya kita tidak pernah tahu kapan waktunya penyakit itu datang, maka persiapan sungguh memang perlu dilakukan.

Kesehatan itu sangat penting. Produktivitas suatu bangsa akan terganggu bahkan bisa turun drastis bila banyak warganya yang tidak sehat. Untuk itulah sesuai amanat konstitusi, kesehatan menjadi salah satu bentuk pelayanan dasar yang wajib dikerjakan pemerintah.

Dalam rangka mengadministrasikan pelaksanaan pelayanan khususnya jaminan kesehatan kepada seluruh masyarakat secara menyeluruh, pemerintah telah membuat regulasi, skema dan prosedur pembiayaan, sekaligus membentuk lembaga resmi yang berkaitan dengan itu yakni BPJS Kesehatan.

Sesuai mandat UU, setiap warga negara wajib terdaftar sebagai anggota/peserta BPJS. Dari data yang ada, per 23 November 2018, sebanyak 206.070.624 jiwa penduduk di Indonesia telah menjadi peserta program JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat) oleh BPJS Kesehatan.    

Pengalaman keluargaku 

Kami empat bersaudara, anak pertama sampai ketiga sudah bekerja sebagai PNS. Si bungsu, ayah, dan ibu terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan Kelas 2 dengan iuran perbulan saat ini sebesar Rp51.000. 

Saat hendak mendaftarkan mereka, saya ingat betul, beberapa orang termasuk keluarga dekat seperti berusaha "mencegah" niat kami. Banyak alasan dikemukakan. Mulai dari tarif iuran bulanan yang dianggap mahal padahal belum tentu akan digunakan, pelayanan yang ribet dan asal-asalan, dan sebagainya.

Untungnya waktu itu sedikitpun kami tak terpengaruh. Perjalanan waktu dan pengalaman membuktikan, BPJS Kesehatan terbukti sudah sangat membantu keluargaku. Hanya dengan taat membayar iuran yang sebenarnya setara bahkan mungkin lebih murah dari biaya membeli pulsa atau paket data internet per bulan, BPJS Kesehatan sudah menjamin/menanggung biaya pengobatan kami saat sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun