Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Antara Abdurrahman dan Anies Baswedan

8 November 2018   21:26 Diperbarui: 9 November 2018   11:38 2076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penganugerahan gelar pahlawan nasional di Istana Negara (Foto: Kompas.com/Fabian Januarius Kuado)

Yang dimaksud dengan peranakan Arab (muwalad) adalah warga Arab yang lahir di negeri ini (saat itu bernama Hindia Belanda), sementara totok (wulaiti) adalah mereka yang lahir di kampung halamannya, di Hadramaut, Yaman.

Dalam tulisan itu, A.R. Baswedan mengajak kepada peranakan Arab dan juga yang totok untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Tulisan A.R. Baswedan ini sangat kuat dan menjadi salah satu penentu perjalanan bangsa ini. Majalah Tempo Edisi Khusus 100 Tahun Kebangkitan Nasional 1908-2008, bahkan memasukkan tulisan tersebut sebagai salah satu catatan yang turut membentuk Indonesia.

Sebagai politisi, A.R. Baswedan aktif di PAI (Persatuan Arab Indonesia) dan Partai Masyumi. Ia menyuarakan bahkan memperjuangkan penyatuan penuh keturunan Arab dengan masyarakat Indonesia dan terlibat aktif dalam perjuangan bangsa. Atas seruannya ini, ia dan PAI kerap mendapat kritikan dari sana-sini.

Menjelang Indonesia merdeka, A.R. Baswedan ikut menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ia bersama para pendiri bangsa lainnya terlibat aktif menyusun UUD 1945. Setelah Indonesia merdeka, A.R. Baswedan menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Sisi pribadi A.R. Baswedan juga patut diteladani. Ia adalah sosok sederhana yang sangat jauh dari gaya hidup berfoya-foya dan hidup dalam gelimang harta. Ada sumber informasi menyebutkan, sampai akhir hayatnya pun ia tak memiliki rumah sendiri.   

Anies Baswedan

Ada pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Hendak menggambarkan bahwa sifat/karakter seseorang sedikit banyaknya biasanya terwariskan dari orangtuanya. Ini tentu saja tak berlaku mutlak. Anak yang berkelakuan jahat, tak berarti langsung dapat disimpulkan bahwa orangtuanya sudah pasti jahat. Demikian sebaliknya.

Anies Baswedan merupakan salah satu cucu A.R. Baswedan. Sebagai ahli waris, Anies pun turut hadir dalam acara penganugerahan pahlawan nasional untuk kakeknya. Saat ini Anies menduduki jabatan strategis sebagai Gubernur DKI Jakarta, provinsi istimewa yang sekaligus menjadi ibukota negara, Indonesia. Selalu dikatakan bahwa Jakarta merupakan miniatur Indonesia.

Provinsi DKI Jakarta memiliki banyak potensi dan peran strategis bagi bangsa ini. Demikian halnya, provinsi ini pun memiliki segudang permasalahan yang kompleks, sehingga membutuhkan penanganan sangat serius.

Terpilihnya A.R. Baswedan sebagai pahlawan nasional kiranya menjadi inspirasi sekaligus motivasi khususnya bagi Anies Baswedan. Siapa tahu kelak, atas berbagai prestasi dan perjuangan yang dikerjakannya, ia pun akan mendapat gelar serupa.

Pemberian gelar pahlawan nasional dalam satu rumpun keluarga terbukti tak pernah "diharamkan". Ini sudah terjadi di keluarga mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Ayah dan kakek Gus Dur yaitu Wahid Hasyim dan Hasyim Ashari sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Bila suatu saat Gus Dur ditetapkan sebagai pahlawan nasional, maka dari keluarga tersebut akan ada 3 generasi yang diangkat sebagai pahlawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun