Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Selangkah Lagi, Ginting Raih Gelar Juara "Istimewa"

22 September 2018   23:22 Diperbarui: 22 September 2018   23:29 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ginting dan Kento saat bersua di Asian Games 2018 (Foto: badmintonindonesia.org)

Setiap gelar juara tentu saja merupakan hal yang istimewa bagi pemain. Dalam turnamen bulutangkis, pemain yang tiba di partai puncak (final) penentuan peraih gelar juara, tentu sudah melewati pertandingan-pertandingan seru di babak sebelumnya. 

Ada kalanya pemain harus bertemu lagi dengan pemain yang sudah pernah mengalahkannya di turnamen sebelumnya. Jika sedang "naas", berdasarkan undian, seorang pemain non unggulan bisa saja harus melakoni laga berat sejak babak awal melawan pemain yang berperingkat teratas dunia atau bahkan unggulan di turnamen tersebut. 

Turnamen bulutangkis China Terbuka 2018 sudah tiba di partai final. Nomor tunggal putra akan mempertemukan Anthony Sinisuka Ginting menghadapi pebulutangkis Jepang, Kento Momota. Di babak semifinal, Ginting sukses mengalahkan Chou Thien Chen (Taiwan). Sementara Kento berhasil memupuskan harapan pemain tuan rumah, Shi Yuqi. 

Selangkah lagi jika berhasil, Anthony Ginting akan meraih gelar juara "istimewa". Mengapa saya sebut "istimewa" berikut ulasannya. 

Pertama, Ginting menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang akan bertanding di babak final. Di luar dugaan, ganda putra andalan Indonesia, Kevin/Marcus yang difavoritkan bisa lolos ke final bahkan juara justru tumbang di babak semifinal. Pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu juga mengalami nasib serupa. 

Dengan demikian, Ginting menjadi satu-satunya harapan bagi Indonesia untuk membawa pulang satu gelar juara dari turnamen ini.

Kedua, Ginting bukanlah pemain unggulan turnamen namun diluar dugaan berhasil mengalahkan pemain-pemain top dunia. Ginting berhasil menyingkirkan Lin Dan, Victor Axelsen, Chen Long, dan Chou Thien Chen. Ginting bisa dikatakan sebagai "pembunuh raksasa" bulutangkis tunggal putra dunia di turnamen ini.

Victor Axelsen,
Victor Axelsen,
Keberhasilan Ginting mengalahkan dua pemain andalan tuan rumah juga turut membuat China kehilangan gelar di nomor tunggal putra. Jika sukses mengalahkan satu "raksasa" lagi yaitu Kento di final tentu akan menyempurnakan pencapaian istimewa Ginting.                        

Ketiga, Kento yang menjadi lawan Ginting tercatat sebagai pemain nomor satu dunia. Gelar itu memang baru bisa resmi disandang Kento mulai pekan depan, terlepas Kento menjadi juara turnamen ini atau tidak.   

Kemenangan atas Shi Yuqi di semifinal sudah cukup memastikan Kento berhasil mengakumulasi poin tertinggi mengungguli Shi Yuqi dan Victor Axelsen. Patut dicatat pula bahwa Kento sepanjang tahun ini saja sudah mengoleksi sejumlah gelar bergengsi yang menambah rasa kepercayaan dirinya. Sebut saja Jepang Terbuka 2018, Indonesia Terbuka 2018, dan tentu saja Kejuaraan Dunia 2018.

Tentu sangat istimewa jika Ginting sukses mengalahkan Kento yang tak lain merupakan unggulan ketiga di turnamen ini. Ginting yang hanya berperingkat 13 besar dunia bisa merusak "pesta" perayaan Kenta yang akan menyandang gelar pemain nomor 1 dunia.       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun