Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dedikasi "Atlet Api Indonesia" Dukung Asian Games 2018

14 Agustus 2018   23:10 Diperbarui: 14 Agustus 2018   23:25 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: tempo.co)

Pada salah satu akun media sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), saya menyaksikan film pendek berdurasi kurang dari enam menit. Film tersebut diberi judul "ATLET API INDONESIA - Manggala Agni, Pengendali Kebakaran Hutan dan Lahan". Saya cukup antusias menyaksikannya.  

Film tersebut menggambarkan dedikasi dan perjuangan personil Manggala Agni, Kementerian LHK yang sehari-harinya bertugas mengendalikan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Ketika musim kemarau tiba, ancaman terjadinya kebakaran menjadi berlipat kali ganda. Sedikit saja percikan api sudah cukup untuk membakar lahan yang berhektar-hektar luasnya. Ketika api sudah telanjur membesar dan menyebar kemana-mana, maka tugas para pengendali api menjadi kian sulit bahkan berbahaya. Jika tak ekstra hati-hati, maka nyawa bisa menjadi taruhannya.    

Patut disesalkan karena masih ada ulah oknum nakal yang dengan sengaja memanfaatkan musim kemarau untuk membersihkan lahan miliknya dengan cara membakar. Mereka seolah tak peduli dengan bahaya yang bisa ditimbulkan.

Victorio, salah satu personil Manggala Agni yang bertugas di Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan menuturkan kisahnya. Ia sudah bertugas selama 12 tahun dan karena tuntutan profesi masih harus berjauhan dengan keluarga.

Setiap hari, mereka selalu siaga untuk memantau titik api (hotspot) berdasarkan pantauan citra satelit maupun laporan warga. Mereka langsung melakukan patroli ke lokasi-lokasi yang terdeteksi telah terjadi potensi kebakaran.

Mereka tentu tak sendiri. Operasi gabungan kerap dilakukan bersama-sama dengan pihak terkait misalnya kepolisian, tentara dan warga desa.          

Dukung Asian Games

Perjuangan ekstra untuk mengendalikan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan harus dilakukan karena bertepatan Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah pelaksanaan Asian Games 2018. Jakarta dan Palembang, dua kota yang ditunjuk sebagai pusat penyelenggaraan kegiatan pertandingan.

Kesempatan ini tentu tak boleh disia-siakan. Apalagi di sepanjang sejarah pelaksanaan Asian Games, baru kali inilah untuk kedua kalinya Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah, setelah sebelumnya di tahun 1962.

Dengan kata lain, butuh waktu 56 tahun lamanya bagi Indonesia bersabar menunggu untuk ditunjuk kembali sebagai tuan rumah penyelenggaraan pesta pertandingan olahraga antar negara-negara di benua Asia.

Sejarah mencatat, pada pelaksanaan Asian Games 1962 di Jakarta, bisa dikatakan Indonesia sukses besar selaku penyelenggara. Kesiapan dan pelayanan Indonesia sebagai tuan rumah benar-benar mendapat pujian dari negara-negara lain.

Lebih manis lagi, kesuksesan sebagai tuan rumah juga diikuti dengan kesuksesan para atlet yang berlaga. Hasil pertandingan selama hampir sebulan penuh itu akhirnya menempatkan Indonesia sebagai runner up atau juara umum ke-2, di bawah Jepang. Indonesia berhasil meraih total 77 medali yang terdiri dari 21 emas, 26 perak, dan 30 perunggu.

Harap-harap cemas setelah Indonesia resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games 2018 ini tentu ada. Pertanyaan kita bersama, mampukah Indonesia mengulang sukses seperti di tahun 1962 ?.

Dengan energi, semangat dan dukungan bersama tentu tak ada yang perlu diragukan. Mengulang kesuksesan di tahun 1962 sangat realistis untuk diwujudkan. Kita punya porsi dan peran yang berbeda-beda untuk turut menyukseskan acara akbar ini.

Kita bisa belajar dari kesungguhan para "atlet api Indonesia" yang setiap harinya sudah membuktikan perjuangan dan dedikasi tinggi untuk turut menyukseskan Asian Games 2018. Perjuangan mereka tak pernah surut meski pekerjaan berisiko besar ini jarang mendapat lampu sorot media.

Seperti yang disampaikan Victorio, mereka tak mau Indonesia malu di mata dunia karena dianggap tak mampu mengendalikan kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan asap tersebar kemana-mana bahkan ke negara tetangga.

Tahun 2015 lalu, Indonesia punya pengalaman buruk dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan. Waktu itu, berbulan-bulan lamanya kabut asap menyelimuti beberapa provinsi di pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Di pulau Sumatera, provinsi Riau, Jambi dan Sumatera Selatan masuk dalam kategori yang terparah. Berhektar-hektar hutan dan lahan ludes dilalap api. Kabut asap yang terjadi membuat sendi-sendi kehidupan warga cukup terganggu. Banyak jadwal penerbangan dibatalkan, sekolah diliburkan, banyak warga juga yang mengalami gangguan kesehatan akibat terpapar asap.  

Setelah peristiwa naas itu, Indonesia sudah mulai berbenah. Setiap tahunnya, jumlah titik panas (hotspot) menurun secara drastis. Kesungguhan dan kerja keras para pihak, terbukti ampuh dan membuahkan hasil.

Pemadaman kebakaran oleh tim gabungan (Foto: tribunnews.com)
Pemadaman kebakaran oleh tim gabungan (Foto: tribunnews.com)
Jauh-jauh hari, Kementerian LHK memang sudah mewanti-wanti agar kejadian kebakaran hutan dan lahan bisa dikendalikan sejak dini agar tak mengganggu pelaksaan Asian Games 2018.

Dari data yang dirilis menlhk.go.id, khusus di Sumatera Selatan, sejumlah 303 personil Manggala Agni disiagakan, yang tersebar di 4 Daerah Operasi (Daops) yaitu Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Lahat, ditambah personil dari Brigade Dalkarhutla di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan dan Balai Taman Nasional Berbak Sembilang serta dari KPHP yang berada di Sumatera Selatan.

Selain itu, sebanyak 669 dukungan personil Manggala Agni juga disiagakan di provinsi rawan di sekitar Sumatera Selatan seperti di Sumatera Utara, Jambi, dan Riau.

Kita harus memberikan apresiasi sekaligus dukungan penuh pada mereka yang sudah mendedikasikan dirinya dengan sungguh-sungguh bekerja untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan. Kesungguhan dan kerja keras mereka itu pula yang turut menentukan keberhasilan kita menjadi tuan rumah yang baik di Asian Games 2018 ini.   

Perjuangan mereka tak kalah pentingnya, bahkan bisa dikatakan setara dengan perjuangan para atlet yang nantinya akan berlaga memperebutkan medali di arena pertandingan demi mengharumkan nama Indonesia.

Terima kasih, wahai para "atlet api Indonesia". Dedikasi dan kesungguhan kalian untuk Indonesia sungguh mengharukan. Sudah seharusnya pula, itu bisa menginspirasi kami.      

***

Jambi, 14 Agustus 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun