Mohon tunggu...
Sono Rumekso
Sono Rumekso Mohon Tunggu... -

Life is about helping and serving others.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

TVOne yang Subyektif, MetroTV Lebih Obyektif

8 Agustus 2014   18:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:03 3131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SEBAGAI penikmat berita, kita disuguhi dua sumber berita yang selama ini menjadi referensi utama. Tvone saluran berita dan olahraga serta Metro TV. Selama Pilpres ini, kita melihat pertarungan seru dari dua televisi ini. Pertarungan terletak pada isi berita serta siapa narasumber dari masing-masing televisi tersebut.

Siang ini, Tvone menampilkan M. Khamis dan Metro menampilkan Refly Harun sebagai narasumber dan pembahas dalam sidang gugatan di MK. Ketika menyimak bagaimana dua narasumber tersebut memberikan argumentasi dan tanggapan kita bisa melihat dan menilai obyektivitas pandangan mereka. Refly Harun mengupas dengan santun materi-materi pokok yang disampaikan dalam gugatan, baik dari sisi hasil maupun dari sisi proses yang dipersoalkan oleh kubu Prabowo. Uraian-uraian yang disampaikan sangat jelas dengan tidak mendiskreditkan pihak lain. Persoalan dikupas dengan obyektif satu demi satu sehingga bisa memberikan pemahaman yang lebih komprehensif.

Sebaliknya, M. Khamis, terlihat keberpihakannya dalam memaparkan pandangan-pandangannya. Apa yang disampaikan oleh Khamis bisa kita cerna sebagai sebuah pembenaran dan persetujuan atas tuduhan yang disampaikan oleh kubu Prabowo bahwa KPU melakukan hal-hal yang merugikan kubu Prabowo. M. Khamis tidak menyoroti dan memberikan pandangan terhadap hasil pilpres yang berupa angka-angka yang menunjukkan kemenangan Jokowi-JK. Hasil tersebut seolah tidak terlalu penting bagi M. Khamis. Ini bukan kalah dan menang, itu yang dikatakannya. Padahal hasil sidang nanti, pasti ada kubu yang menang dan kubu yang kalah.

M. Khamis lebih memfokuskan pandangannya terhadap proses-proses pemilihan umum yang diduga dan diperkirakan berlangsung tidak fair bagi kubu Prabowo. M. Khamis mendramatisir sedemikian rupa dan mengajak pendengar untuk 'menyetujui' bahwa memang ada kecurangan yang dilakukan oleh KPU yang akan merusak sendi-sendi demokrasi bangsa. Di sisi yang lain, dia tidak pernah bicara bahwa semua tuduhan itu harus dapat dibuktikan secara konkrit. Dalam konteks ini, KPU oleh Khamis seolah dianggap sebagai lawan. Ini aneh, justru kita harus berterima kasih kepada KPU yang telah sukses menyelenggarakan Pilpres. KPU punya kekuatan apa sehingga dituduh melakukan kecurangan secara massif, terstruktur dan sistimatis.

Lain halnya dengan Refly yang menyatakan bahwa yang perlu dilakukan oleh kubu Prabowo adalah membuktikan semua yang dituduhkan. Kalau kubu Prabowo ada bukti-bukti untuk menjustifikasi tuduhan-tuduhan tersebut, ini yang akan menjadi pertarungan yang sesungguhnya. Bukti dukung kontra bukti dukung. Tapi kalau sekedar argumentasi tanpa bukti, tentu tidak akan dijadikan pertimbangan bagi hakim MK.

Dari pendapat banyak pengamat, tuduhan-tuduhan yang dilakukan oleh Prabowo cs, lebih bersifat dugaan-dugaan yang akan sulit dibuktikan. Terbukti, dalam sidang siang ini, tidak ada detail atau rincian terhadap setiap tuduhan yang telah disampaikan. Kesempatan ini dipakai oleh termohon (KPU) dan kuasa hukum Jk untuk 'menyerang' balik setiap tuduhan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun