Sekarang memang sudah banyak smartphone yang dilengkapi dengan kamera depan dan belakang canggih, tapi bukan berarti keberadaan kamera digital menjadi sia-sia.
Buat kita yang gemar mengambil foto dan video selfie liburan tiap beberapa menit sekali, hal tersebut bisa menghabiskan baterai smartphone dengan cepat. Aku sendiri sudah merasakan perbedaan besar saat traveling sambil membawa kamera digital dan hanya mengandalkan smartphone. Apalagi sekarang kebanyakan kamera mirrorless sangat ringan, mungil dan dilengkapi WiFi untuk terhubung langsung ke internet
4. Earphones dan Media Player
Sepertinya dua item ini sudah menjadi satu paket yang tidak pernah ketinggalan di dalam tote bag-ku bersama dengan kacamata hitam kesayangan. Kacamata hitam bisa rusak dan tergantikan, tapi playlist harus tetap menemani kemana pun kita pergi – terutama saat ingin meredam tangisan bayi di pesawat atau saat bosan menunggu kereta larut malam di subway.
Bagi kita yang sempat mengikuti perkembangan music player dari mulai era Walkman, MP3 player, iPod, hal ini sudah menjadi semacam nostalgia masa lalu. Saat ini, keberadaan media player bisa dengan mudah digantikan oleh smartphone dan digital watch. Kelebihan item yang terakhir adalah kita tidak perlu menghabiskan daya smartphone sama sekali – contohnya, kita bisa mendengarkan musik dengan menghubungkan koneksi earphones Bluetooth dengan Apple watch yang kita pakai sepanjang waktu.
5. Laptop Mini atau Tablet
Tidak semua orang mau membawa perangkat elektronik yang satu ini saat tamasya. Alasannya, laptop bisa mengingatkan pada rutinitas kerja – apalagi jika yang dibawa adalah laptop milik kantor. Tapi ada beberapa profesi juga yang seakan ”mewajibkan” untuk bawa laptop, salah satunya blogger atau penulis.
Bagiku, traveling tanpa membawa laptop sama seperti tidak membuka diri terhadap inspirasi. Bagaimana kalau ide bagus tiba-tiba datang dan kita tidak siap mengolahnya dengan perangkat yang memadai? Kita mungkin bisa memakai PC atau laptop yang tersedia di hostel atau business center hotel, tapi terkadang itu memakan biaya yang tidak sedikit.
Misalnya, di sebuah hostel strategis yang pernah kutinggali di San Francisco – kota yang terkenal bagi para pendiri startup yang ingin besar di Silicon Valley – penggunaan desktop PC bisa dikenakan biaya sebesar $5 per jam. Hostel di negara-negara Asia seperti Hong Kong, Korea, Jepang kebanyakan tidak mengenakan biaya, tapi Anda harus betah menggunakan keyboard dengan aksara asing dan bergantian memakai 1-2 komputer dengan belasan tamu lain yang juga tidak membawa komputer.
6. E-book Reader