realita saja, pasti semua orang tidak mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang tkw atau seorang pembantu rumah tangga begitu juga dengan saya,saya mempunyai cita-cita bisa melanjutkan pendidikan sampai ke tingkat sarjana bisa sekolah setinggi mungkin , tetapi bukankah menuntun ilmu itu bukan hanya bisa di tempuh dengan harus duduk di bangku kuliah saja, apa boleh dikata keadaan ekonomi keluarga tidak mendukung , yang akhirnya saya harus menunda cita-cita tersebut dan beralih haluan menjadi seorang TKW hongkong,banyak masyarakat luas menilai status TKW itu status yang rendah .
tetapi tahukah engkau ???? " satu TKI berangkat keluar negeri , berarti mengatasi satu pengangguran,jika jumlah TKI sekitar enam juta berarti enam juta pengangguran teratasi,setiap TKI rata-rata menghidupi lima anggota keluarga,berarti 30 juta angka kemiskinan teratasi". belum lagi roda ekonomi di daerah bergerak karena jasa TKI , bekerja di luar negeri merupakan ekspresi dari masih adanya asa akan upaya perbaikan hidup.tapi betapa piciknya anggapan seseorang yang selalu memandang rendah status TKI/TKW , tidak kah engkau berpikir betapa besar perjuangan mereka , betapa besar pengorbanan mereka , betapa besar jasa mereka buat keluarga,apalagi buat pemasukan devisa negara,banyak nyawa keluarga yang hidup dengan bergantung pada mereka,tolong berpikirlah sejenak dengan hati bayangkan engkau berada di posisi mereka,apakah yang akan engkau rasakan ??????? janganlah engkau selalu berpikiran negativ terhadap mereka,setiap kujuran keringat mereka adalah penuh do'a dari keluarga,biarpun banyak dari masyarakat beranggapan negativ dengan status mereka,tapi perjuangan mereka tak kan pernah sirna demii meraih sebuah mimpi yang akan menjadi nyata,
kerja apapun asal ditempuh dengan cara yang halal insya Allah akan penuh berkah,amin....
nb : hari pertama sign up di kompasiana , masih belajar untuk bisa merangkai kata yang enak di baca , hehehhe
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI