Mohon tunggu...
Rosiana Febriyanti
Rosiana Febriyanti Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga dan guru

Senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Rasa Nastar Daun yang Tak Pernah Terlupa

15 Mei 2020   09:13 Diperbarui: 15 Mei 2020   09:14 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nastar daun | food.grab.com


Seminggu sebelum lebaran biasanya mama membuat nastar daun dan keempat anaknya yang kebetulan semuanya perempuan disuruh ikut membantunya. Senang sekaligus godaan ingin mencicipi nastar setelan matang itu yang kami rasakan. Siapa yang mencicipinya pertama? Tentu saja yang sedang berhalangan atau haid.

Dengan alat penjepit aku membentuk tulang nastar itu agar tampak seperti daun. Dari keempat anak yang membuat nastar akan jadi 4 bentuk nastar yang berbeda, yaitu ada yang besar dan kecil, ada yang gemuk dan ada yang gepeng, ada yang selai nanasnya tersembunyi rapi di dalam ada yang tampak di antara tulang daun, dan ada yang olesan kuning telurnya tebal ada pula yang tipis untuk menghemat kuning telur.

Saat menanti kue nastar matang, yang tampak adalah loyang-loyang dan lantai yang kotor. Maka kami juga yang berbagi tugas, mencuci alat-alat masak, ada yang menyapu lantai, ada yang mengepel lantai, dan ada yang memantau tingkat kematangan kue dan mengelap dan menyediakan toples yang kering dan bersih sebagai wadahnya.

Meskipun bentuk daun beragam tetapi rasa kuenya tetap sama karena masih satu resep. Tidak hanya rasa di lidah yang nikmat, tetapi juga rasa kebersamaan yang mekar di hati dan terus dirindukan sepanjang masa hingga detik ini. Ada setanggkup rindu yang singgah dalam setoples nastar daun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun