Mohon tunggu...
Rani Rasyida
Rani Rasyida Mohon Tunggu... Guru - Guru

Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang menjadikan negeri akhirat sebagai orientasinya maka Allah akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya dan Dia akan mengumpulkan segala kekuatannya sementara dunia ini akan datang mengejarnya dengan penuh ketundukan, dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai orientasinya maka Allah akan menjadikan kefakiran di hadapannya dan mencerai-beraikan kekuatannya dan dunia tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya.” (H.R. Tirmidzi) https://ranirasyidaa.wordpress.com/ https://catatanmuslimah.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mulai dari Diri - Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

22 November 2023   12:09 Diperbarui: 22 November 2023   12:14 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama saya menjadi guru setiap tahun saya selalu di supervisi oleh kepala sekolah atau guru senior. Perasaaan saya ketika di supervisi pada awalnya merasa tegang tetapi setelah beberapa tahun berjalan sudah terbiasa. Karena supervisi merupakan yang rutin dilaksanakan untuk setiap guru sebagai bentuk dari Penilaian Kinerja Guru (PKG). Supervisi dan PKG ini ini pun sangat bermanfaat itu melihat, mengevaluasi dan merivisi pembelajaran guru. Tujuan dari supervisi ini diharapkan terwujudnya kualitas pembelajaran yang di lakukan oleh guru dengan arahan dan bimbingan dalam supervise tersebut.

Saya ingin berbagi pengalaman ketika saya di observasi untuk keperluan supervsi dan Penilaian Kinerja Guru, bagaimana prsesnya dan follow up / kelanjutan dari kegiatan supervise ini. Supervise ini di laksanakan setiap tahun dengan rentang periode penilaian dari bulan Januari -- Desember dan dilaksanakan di akhir tahun berjalan. Kegiatan supervise ini merupakan kegiatan di mana supervisor/kepala sekolah untuk mengawasi dan memantau kegiatan pembelajaran apakah sudah sesuai atau belum. Kegiatan supervise ini dapat berupa evaluasi diri, refleksi guru, wawancara dan obeservasi dari kepala sekolah kepada guru. Untuk kegiatan ini juga terdapat instrument-instrumen yang harus di isi oleh guru untuk berjalannya proses supervise. Selain supervise atau penilaian dari kepala sekolah, supervise/penialian juga di dapat dari rekan sejawat, dari murid dan dari Dunia Usaha (DuDi).

Supervisi akademik yang ideal adalah suprvisi yang bisa meningkatan kualitas belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka perlu adanya  dukungan  dari peran kepala sekolah sebagai seroang supervisor. Proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dinilai oleh kepala sekolah untuk mengetahui sejauhmana hasil dan kualitas pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan instrumen. Jika guru tanpa ada evaluasi dari peran kepala sekolah sebagai supervisor tentu kualitas pembelajaran tidak bisa terukur. Dengan adanya supervise guru mendapatkan  masukan dan pembinaan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam proses belajar mengajar. Diharapkan dengan supervisi yang yang efektif dilakukan kepala sekolah secara berkesinambungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik. Untuk pembelajaran yang berkualitas perlu adanya dukungan dari Kepala sekolah, rekan sejawat dan sarana prasarana sekolah. Meskipun kualitas pembelajaran tergantung kepada guru itu sendiri

Seorang supervisor harus memiliki ilmu pedagogi yang baik dan memiliki kompetensi dalam memimpin pembelajaran di kelas maupun di sekolah. Selain itu pula seoarang supervisor/kepala sekolah harus memiliki kepemimpinan yang baik dan dapat berelasi positif dengan siapa saja. Supervisor juga harus bisa menjadi teladan denga napa yang dilakukannya sehingga bisa menjadi contih bagi guru yang di observasinya. Kompetensi seorang supervisor ini bisa di dapatkan dari pengetahuan dan skill yang terus di kembangkan secara mandiri sehingga memiliki kualitas seorang supervisor. Jika  saya menjadi seorang kepala sekolah yang perlu melakukan supervisi , kondisi saya sekarang berada di posisi 7, dimana ada beberapa indikator yang sudah siap dan ada beberapa indikator yang belum siap. Indikator yang sudah siap contohnya saya punya cukup pengalaman dalam mengajar saya sudah mengajar selama 16 tahun menjadi guru, pengalaman ini bisa dijadikan acuan untuk mensupervisi rekan kerja yang lainnya, selain itu pula saya memiliki ilmu pedagogik yang saya dapatkan di bangku kulaih, maupun di Pendidikan profesi Guru (PPG) dan sekarang sedang menempuh Pendidikan Guru Pengerak (PGP). Indikator yang belum siap diantaranya, jiwa kepemimpinan yang belum saya kuasai sepenuhnya, keterampilan dan kompetensi dalam mengcoaching rekan kerja yang belum maksimal dan pengalaman yang masih minim dalam kepemimpinan.

Aspek-aspek yang saya butuhkan dalam mencapai ituasi ideal tersbut adalah adanya dukungan dari seluruh warga sekolah untuk bisa berkolaborasi dan bekerja sama. Ilmu dan kompetensi yang harus selalu di up grade untuk memenuhi tuntutan pembelajaran sesuai dengan kodrat zaman murid. Selain itu pula seoarang guru harus memiliki keterampilan sosial emosional yang positif agar dapat berkolaborasi denga orang lain dan memiliki penendalian emosi yang baik.

Dalam mempelajari Modul 2.3 mengenai coaching ini saya berharap saya bisa menjadi coach yang baik untuk murid-murid saya dan rekan sejawat saya. Guru pun harus memiliki keterampilan coaching yang baik agar dapat menemukan solusi atas permasalahan yang di hadapi murid ataupun rekan kerja lainnya. Saya berharap setelah mempelajari modul 2.3 ini saya memiliki kemampuan komunikasi dan relasi yang positif untuk bisa memotivasi orang lain yang sedang di coaching. Dan saya juga berharap bisa bersama-sama untuk mencari solusi dan bisa memotivasi orang lain.

Keterampilan coaching ini juga berhubungan  dengan Keterampilan sosial emosional yang harus dimiliki oleh guru.  Karena proses coaching harus di iringi dengan aspek sosial emosional yang positif agar antara  coach dan coachee bisa saling bersinergi untuk menemukan solusi dari sebuah persoalan. Tanpa adanya keterampilan sosial emosional yang baik komunikasi dan relasi yang psoitif tidak akan terjalin antara coach dan coachee.

Dengan mempelajari modul 2.3 tentang coaching supervise akademik ini saya berharap bisa memahami dan memiliki keterampilan dalam coaching sehingga saya bisa mengimplementasikan keterampilan coaching ini di kelas maupun di sekolah. Dengan keterampilan coaching ini saya berharap bisa memberikan alternatif pilihan pada murid untuk memilih solusi terhadap permasalahan yang di hadapi murid. Dan semoga dengan adanya keterampilan coaching ini juga bisa saya implementasikan kepada rekan sejawat saya di sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun