Mohon tunggu...
Tupat Tominatasa
Tupat Tominatasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Administrator

Logika dan Rasa Menjadi Deretan Kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mawar, Gadis Ku..

9 Juni 2020   12:08 Diperbarui: 9 Juni 2020   12:33 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Sejuta bunga lalu lalang dalam lingkaran  taman Asmarinda. Terlihat setangkai mawar sedang memgembang indah, mengundang senyum penuh makna. Tampak gairah mengarah dari segala arah.

Aku...
Aku... tertatih melihatnya. Takut tercampak dan terlena akan hiasan dunia yang terindah. Hiasan yang menjadi ajang rebutan para gerombolan tampan, pas-pasan ataupun yang termarjinalkan.

Kini inginku bagai debu yang terombang-ambing angin sepoi. Sesekali tertabrak padatnya benda mati. Rasa Pilu dan sakit tertahan dalam gundahnya hati. Berharap penantian ini segera berhenti.

Mawar itu gadis ku. Jangan Kau bawa menjauh dariku. Meskipun ku tak sanggup mencium wangi aromanya,membelai duri dalam batangnya. atau berjejer disamping keindahannya.

Biarlah aku tetap dalam mimpi yang penuh imajinasi. Melayang jauh tanpa arah lalu kembali dengan asa yang bisu.
Mawarku...
Engkau elok bila berlenggok. Kelak bila mimpiku sudah usai.
Kubawakan engkau  seuntai tali.
Kuikat dalam hati sanubari.
Tak terpisahkan hingga jannati bersama ridho ilahi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun