Mohon tunggu...
M. Syahruddin Dawud
M. Syahruddin Dawud Mohon Tunggu...

Seorang entrepreneur muslim, penggiat NGAJI, dan pengasuh roemah ngaji الصديقية الغزالية " ASHYAGHO" di Kroya-Indramayu Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

"Menembak" Lailatul Qodr

7 Juni 2018   09:57 Diperbarui: 7 Juni 2018   10:07 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian dengan pertimbangan penjelasan af'al atau laku Rosulalloh SAW tersebut diatas, para Ulama mengerucutkan " tebakan " adanya lailatul qodr pada malam-malam ganjil disepuluh hari ahir bulan Romadlon, dengan berbagai pertimbangan dan kajian, diantaranya bahwa Alloh SWT menyukai bilangan ganjil.

Model pengerucutan keterangan Ulama yang demikian ternyata begitu membekas di hati khalayak ramai, sehingga seperti disebagian besar daerah di Indramayu ketika malam-malam ganjil disepuluh hari terahir Romadlon terdapat antusiasme masyarakat dengan ritus sholat lailatul Qodr berjamaah, meskipun dalam kajian fiqh islam ritus ini penting dikaji dengan berbagai pertimbangan.

Dalam sudut pandang penulis, dalam " menembak " lailatul Qodr ada 2 cara, pertama cara kehati-hatian / , yang kedua cara cerdas.

Pertama: kita memakai jurus tukang jala atau Cast net (jering lebar). Artinya kita dari awal Romadlon fight terus mengisi dengan berbagai macam ritus ibadah masyru' sampai ahir Romadlon. Maka logikanya seperti kita menjaring ikan, kalo semua arah kita tutup rapat, ikan akan tertangkap. Dapat dipastikan jika kita beribadah dari tanggal 1-30 tanpa bolong, kita akan menemukan lailatul qodr, lebih-lebih terdapat pendapat Ulama yang menyatakan bahwa lailatul qodr juga besar kemungkinan ada dimalam pertama Romadlon.

Kedua: ada dua langkah cerdas dalam menembak lailatul qodr. Imam Abu Hasan Asy-Syadzili dan Imam Abu Yazid al-Bustomy sebagai dua tokoh sufi kenamaan, masing-masing membuat rumus cerdas menembak lailatul qodr.

Imam Abu Hasan Asy-Syadzili membuat rumus bahwa lailatul qodr dapat ditentukan keberadaannya dengan melihat hari apa jatuhnya awal bulan Romadlon. Jika awal Romadlon jatuh pada hari kamis (seperti puasa kita tahun ini), maka lailatul qodr besar kemungkinan berada dimalam ke-25. (Tafsir Ash-Showy).

Sementara Imam Abu Yazid al-Bustomy membuat rumus yang tak kalah antik-menarik, beliau membuat itung-itungan demikian, kata lailatul qodr ( ) jumlah huruf dalam teks arab-nya berjumlah 9, dan kata lailatul qodr ( ) disebut dalam redaksi Al-Quran sebanyak 3x, maka 9x3 = 27. Lailatul qodr menurut rumus itung-itungan ini besar kemungkinan wujud dimalam ke 27 Romadlon.

(Durrotun Nashihiin).

Ahirnya selamat mencoba " menggoda " dan berjumpa dengan tamu yang istimewa-wa-wa-wa , tamu yang layaknya perempuan pingitan, tubuhnya terbungkus, auratnya terjaga, senyumnya pasti begitu mempesona menggoda, hadirnya amat dinantikan dan dipuja-puja. Dia-lah Lailatul qodr.

*Qoilulah, SMA 13 Indramayu* (21 Romadlon 1439.H)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun