*" Menembak" Lailatul Qodr.*
Oleh: M. Syahruddin Dawud.
===
Ibarat tamu, Romadlon merupakan tamu istimewa yang berlabuh dihati kita. Bagi siapa saja yang menyambutnya, mempersiapkan, dan melayani dengan baik, maka Romadlon akan lebih memilih jiwa kita yang demikian itu.
Diantara rombongan tetamu tersebut, jika boleh saya " andaikan ", terdapat tamu yang istimewa-wa-wa-wa (lagi), layaknya perempuan pingitan, tubuhnya terbungkus, auratnya terjaga, senyumnya pasti begitu mempesona menggoda, hadirnya amat dinantikan dan dipuja-puja. Dia-lah Lailatul qodr.
Kata lailatul qodr ( ) dalam redaksi al-Quran disebut sebanyak 3x. Al-Quran menginformasikan nilai lebih malam lailatul qodr sebagai satu malam yang berbanding lebih dari 1000 bulan (Qs. Al-Qodr/3). Disamping terdapat riwayat-riwayat yang begitu prestisius tentang track record sejarah awal kemunculannya, terlepas riwayat-riwayat tersebut kuat atau lemah.
Menimbang dan memandang kenyataan dan informasi di atas, maka Alloh SWT menjadikan lailatul qodr sebagai " tamu rahasia ", atau lebih tepatnya dirahasiakan.
Lailatul qodr merupakan sirr min asrorillah, rahasia diantara rahasia-rahasia Alloh SWT. Sama misalnya, seperti salah satu dari nama Alloh SWT yang berjumlah 99 memiliki kelebihan jika kita berdoa dan menyebut, menggunakan satu nama tersebut, maka doa kita akan dikabulkan. Satu nama tersebut dirahasiakan, tidak ada yang tahu. Contoh lain, hari kiamat, jodoh, rejeki, dan ajal kita, dan diantara 40 rumah tetangga kita terdapat wali Alloh atau orang yang dikasihi Alloh SWT. Semua contoh-contoh diatas merupakan rahasia Alloh SWT.
Dirahasiakannya lailatul qodr, banyak penjelasan dari Ulama, diantaranya Imam Ash-Showy menjelaskan dalam Tafsirnya bahwa, diantara tujuan dirahasiaknnya lailatul qodr ialah, agar kita semakin antusias berburu lailatul qodr. Â
Tulisan ini dalam rangka berusaha membuka kerahasiaan lailatul qodr, atau dalam bahasa tema kami di atas diistilahkan dengan kata " menembak ". Upaya ini berpijak dan berdasar pada keterangan-keterangan Hadits dan Ibaroh /penjelasan Ulama.
Kanjeng Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh ahir bulan Romadlon, beliau meningkatkan intensitas ibadah di bulan Romadlon, baik kualitas maupun kuantitas, hal ini dapat dimaknai besar kemungkinan lailatul qodr ada pada sepuluh hari terahir di bulan Romadlon, menimbang sosok Nabi Muhammad SAW yang kita yakini sebagai manusia pilihan Alloh SWT (al-Mushthofa), sehingga semua yang dilakukan dan keluar dari sosok beliau atas bimbingan dan rekomendasi ilahi.
Kemudian dengan pertimbangan penjelasan af'al atau laku Rosulalloh SAW tersebut diatas, para Ulama mengerucutkan " tebakan " adanya lailatul qodr pada malam-malam ganjil disepuluh hari ahir bulan Romadlon, dengan berbagai pertimbangan dan kajian, diantaranya bahwa Alloh SWT menyukai bilangan ganjil.
Model pengerucutan keterangan Ulama yang demikian ternyata begitu membekas di hati khalayak ramai, sehingga seperti disebagian besar daerah di Indramayu ketika malam-malam ganjil disepuluh hari terahir Romadlon terdapat antusiasme masyarakat dengan ritus sholat lailatul Qodr berjamaah, meskipun dalam kajian fiqh islam ritus ini penting dikaji dengan berbagai pertimbangan.
Dalam sudut pandang penulis, dalam " menembak " lailatul Qodr ada 2 cara, pertama cara kehati-hatian / , yang kedua cara cerdas.
Pertama: kita memakai jurus tukang jala atau Cast net (jering lebar). Artinya kita dari awal Romadlon fight terus mengisi dengan berbagai macam ritus ibadah masyru' sampai ahir Romadlon. Maka logikanya seperti kita menjaring ikan, kalo semua arah kita tutup rapat, ikan akan tertangkap. Dapat dipastikan jika kita beribadah dari tanggal 1-30 tanpa bolong, kita akan menemukan lailatul qodr, lebih-lebih terdapat pendapat Ulama yang menyatakan bahwa lailatul qodr juga besar kemungkinan ada dimalam pertama Romadlon.
Kedua: ada dua langkah cerdas dalam menembak lailatul qodr. Imam Abu Hasan Asy-Syadzili dan Imam Abu Yazid al-Bustomy sebagai dua tokoh sufi kenamaan, masing-masing membuat rumus cerdas menembak lailatul qodr.
Imam Abu Hasan Asy-Syadzili membuat rumus bahwa lailatul qodr dapat ditentukan keberadaannya dengan melihat hari apa jatuhnya awal bulan Romadlon. Jika awal Romadlon jatuh pada hari kamis (seperti puasa kita tahun ini), maka lailatul qodr besar kemungkinan berada dimalam ke-25. (Tafsir Ash-Showy).
Sementara Imam Abu Yazid al-Bustomy membuat rumus yang tak kalah antik-menarik, beliau membuat itung-itungan demikian, kata lailatul qodr ( ) jumlah huruf dalam teks arab-nya berjumlah 9, dan kata lailatul qodr ( ) disebut dalam redaksi Al-Quran sebanyak 3x, maka 9x3 = 27. Lailatul qodr menurut rumus itung-itungan ini besar kemungkinan wujud dimalam ke 27 Romadlon.
(Durrotun Nashihiin).
Ahirnya selamat mencoba " menggoda " dan berjumpa dengan tamu yang istimewa-wa-wa-wa , tamu yang layaknya perempuan pingitan, tubuhnya terbungkus, auratnya terjaga, senyumnya pasti begitu mempesona menggoda, hadirnya amat dinantikan dan dipuja-puja. Dia-lah Lailatul qodr.
*Qoilulah, SMA 13 Indramayu* (21 Romadlon 1439.H)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI