Mohon tunggu...
Dewi Sumardi
Dewi Sumardi Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel dan ibu Rumah Tangga

IRT. \r\nMenulis untuk berbagi manfaat. \r\n Buku : 1. Let's Learn English Alphabethical A-Z, oleh nobel edumedia 2. Buku Keroyokan "36 Kompasianer Merajut Indonesia", oleh Peniti Media 3. Buku Keroyokan "25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia" oleh Peniti Media 4. Novel "Duka Darah Biru", penerbit Jentera Pustaka 5. Novel "Janji Di Tepi Laut Kaspia' oleh penerbit BIP 6. Novel " Ada Surga Di Azzahra" oleh penerbit Jentera Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Petasan Raksasa Merenggut Nyawa Manusia

13 Agustus 2013   11:22 Diperbarui: 4 April 2017   18:16 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berhenti berdetak rasanya jantung saya melihat tayangan di you tube yang ditunjukkan oleh Hanif kepada saya. Video tersebut tentang tragedi petasan raksasa di Pemalang. Dari tayangan tersebut, terlihat beberapa pemuda mengangkat tubuh seorang pemuda yang memakai baju kemeja kotak-kotak dan sudah tak berdaya ke sebuah mobil pick up untuk dibawa ke rumah sakit. Luka-luka yang diderita pemuda tersebut sangat menyedihkan, tak tega rasanya saya melihatnya. Keadaan yang mengingatkan saya pada korban-korban bom para terorisme, duh sedih rasanya melihatnya.

****
Tragedi Petasan Raksasa tersebut terjadi di Desa Semingkir, Kecamatan Randudongkal, Pemalang, Jawa Tengah. Dari tayangan video terlihat beberapa pemuda/anak-anak mengangkat sebuah petasan yang besar sekali, lebih besar dari ukuran anak-anak Sekolah Dasar ( katanya tingginya 1,5 m dan diameter 20 cm). Petasan raksasa tersebut diangkat ke tengah lapangan, mungkin dengan tujuan agar tidak membahayakan bagi yang melihatnya. Sementara di sekitar lapangan tersebut, banyak sekali warga yang menyaksikannya (terdengar dari suara-suara di sekitar orang yang mengambil gambar). Di antara penonton tersebut pasti ada para orang tua, kenapa tidak ada yang melarang ya? Atau sudah dilarang tapi tetap ingin menyalakan petasan tersebut? Entahlah ...

****

Sekelompok pemuda/anak-anak yang membawa petasan tersebut sempat berfoto bersama dengan petasan tersebut. Kemudian beberapa di antaranya terlihat menyingkir ke pinggiran dan tertinggal beberapa orang (sekitar 3 orang) yang mungkin bertugas menyalakan petasan tersebut. Tak lama kemudian sumbu petasan dinyalakan dan terdengarlah sebuah ledakan besar .... Dorrrr.... yang disertai asap yang tebal dan kertas-kertas terlihat berhamburan. Penonton yang di pinggir lapangan sungguh tak mengira kalau ledakan itu menyebabkan pemuda/anak-anak yang menyalakannya terpental dan terkapar. Dua orang dikabarkan tewas dan lainnya terluka berat.

****
Pemerintah sebenarnya sudah sering sekali memperingatkan untuk tidak membuat, menjual dan bermain dengan petasan, karena telah terbukti bahwa petasan banyak sekali mendatangkan korban. Segala macam usaha telah dilakukan oleh pemerintah, mulai dari sweeping penjual-penjual kembang api yang mungkin dicurigai menyembunyikan petasan di antara barang dagangannya sampai menggerebek rumah yang mungkin dijadikan tempat pembuatan petasan-petasan tersebut.
Tapi rupanya masih banyak sekali orang yang tak menghiraukan larangan pemerintah tersebut. Masih banyak sekali orang yang bermain petasan, bahkan anak-anak kecilpun banyak yang tidak takut untuk menyalakannya. Menyambut Idul fitri bagi beberapa orang sepertinya kurang meriah tanpa suara petasan dan terus terang saya paling takut dengan petasan.
Semoga saja peristiwa ini bisa menjadi pelajaran bagi yang lainnya tentang bahayanya bermain dengan petasan.
Bagi korban yang meninggal semoga diampuni dosa-dosanya dan diterima Allah SWT. Untuk keluarga korban semoga diberikan ketabahan dalam menghadapi musibah ini.
- Salam Kompasiana -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun