Mohon tunggu...
Koalisi Masyarakat Anti Korupsi
Koalisi Masyarakat Anti Korupsi Mohon Tunggu... -

" Lembaga Pemantau Korupsi di Bekasi " ( KOMAK - BEKASI ) Alamat : www.komak-bekasi.blogspot.com email : komak_bekasi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Qiblat: Arah yang Berubah?

3 Agustus 2010   04:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:21 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya teringat salah satu sinetron religi 3 tahun silam (baca: Para Pencari Tuhan ) yang ditayangkan pada bulan Ramadhan. Ketika itu ada sebuah dialog jujur antara Bang Jack (penunggu Musholla ) dengan 3 muridnya eks-Narapidana dan Seorang Teman lama yang pernah bekerja di kapal yang bernama Bahar.

Walaupun berkali-kali Bahar diajak sholat di musholla, tapi Bahar tetap melakukan “aktifitas lama” (mabuk minuman keras) dan belum mempunyai ketetapan hati untuk belajar sholat.

Karena dalam hatinya masih bertanya-tanya apa arah kiblat ini sudah benar apa belum?... Sambil berseloroh kepada Bang Jack, “Bang, gimana sholat abang mau sah, sedangkan arah kiblatnya sudah bergeser? Sambil membawa arah kompas untuk memastikan benar tidaknya omongan si Bahar.

Bang Jack pun bertindak untuk memastikan omongan kawan lamanya, apa memang benar arah kiblat sudah berubah. Ternyata sesuai arah kompas, kiblat pun ternyata sudah berubah kurang lebih 20 derajat dari arah semula.

Sambil sedikit kebingungan, Bang Jack langsung merubah arah kiblat shalat dengan merubah posisi sajadah. Pikirnya, karena tidak mungkin menggeser bangunan musholla yang sudah berdiri bertahun-tahun.

Tapi dalam pikiran Bang Jack bingung, bagaimana memberi penjelasan kepada jama’ah yang biasa sholat di musholla tersebut. Apa jawabannya, mampukah menjawab kegundahan para jamaah yang sudah lama menggunakan “kiblat lama” dan bagaimana sholat mereka selama ini, sah atau tidak?...

Tiga tahun berlalu setelah sinetron religi sarat bernuansa kritik tersebut, permasalahan yang sebenarnya kemudian baru mengemuka. Ketika ditemukan satu permasalahan yang cukup meresahkan masyarakat kita. Para pemuka agama pun ditantang untuk menjawab persoalan tersebut.

Pertanyaan dari seorang preman si Bahar kepada penunggu Musholla Bang Jack benar-benar hadir pada situasi sekarang ini. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi khususnya para ulama dan pihak yang terkait, untuk menjawab persoalan tersebut dengan sedetil dan searif mungkin.

Di sini bukan kapasitas saya untuk menjawab persoalan ini, karena sudah menjadi tanggung jawab para ulama untuk menjelaskan kepada umatnya. Dan saya ingin mencoba melihat dari sisi lain, apa yang sebenarnya terjadi?

Dalam benak hati kecil saya bertanya-tanya, apa memang selama ini kiblat kita telah berubah, atau kita memang menyembah kiblat bukan menyembah Allah? Atau kita sudah salah kiblat? ....Saya ingin mengungkapkan kegundahan hati kecil saya dalam tulisan ini dengan sedikit refleksi dari peristiwa-perisrtiwa kecil dilingkungan saya.

Makna “Kiblat” sesuai epistimologi berarti arah yang sudah ditentukan. Selama ini kiblat kaum muslim terutama di Indonesia adalah arah Ka’bah. Karena posisi negara kita berada disebelah Timur dari Ka’bah, maka kaum muslimin di Indonesia menghadap kiblat dengan menghadap ke Barat dengan sedikit bergeser ke Barat Timur atau Barat Daya sesuai letak masing-masing daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun