Mohon tunggu...
Sang Millioner
Sang Millioner Mohon Tunggu... -

Seorang Rakyat Jelata yang CINTA kedamaian dan menyukai TANTANGAN..

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

BBMnaik500: Teori Memasak Katak di Dalam Panci

1 April 2015   06:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:42 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru sempat lagi menulis pagi ini. Semoga sahabat kompasianer sehat dan tambah Sukses.amin. saya bingung mau tulis tentang apa pagi ini. Setelah mengambil napas panjang dan sedikit berkhayal ke belakang saya jadi ingat salah satu teman yang pernah menimba ilmu di dunia biologi. Saya pun mencoba menghubungkannya dengan kenaikan bbm beberapa hari lalu. Naiknya kembali bbm Rp.500,- sangat mengagetkan dan menimbulkan kegaduhan baru di masyarkat. Apa ini pengalihan isu? Saya tidak mau berandai-andai. Persoalan naiknya bbm di Indonesia sebagaimana kita tahu merupakan hal biasa dan selalu terjadi hampir di setiap rezim pemerintahan yang berkuasa. Tapi naik dan turun hampir di saat yang bersamaan sepertinya hanya terjadi di pemerintahan jokowi-jk.Pro dan kontra selalu mencuat saat diwacanakannya kenaikan bbm di masyarakat. Hal ini patut dimaklumi karena bagaimana pun juga bbm sudah menjadi konsumsi pokok masyarakat kita sehari-hari. Adapun dampaknya saya tidak perlu menjelaskan lagi, cukup sahabat kompasianer yang merasakannya secara langsung.

Kalau kita perhatikan kenaikan bbm selama ini dalam masa pemerintahan jokowi-jk sangat singkat dan sering serta mengikuti tren naik dan turun.menurut pemerintah maupun pengamat bahwa kebijakan menaikkan dan menurunkan bbm adalah sesuai kondisi harga minyak dunia yang belakangan sangat fluktuatif akibat adanya “perang” ideologi dan perang sesungguhnya yang tengah terjadi di belahan dunia yang lain. Globalisasi yang telah berlangsung sejak beberapa decade terakhir mengakibatkan dunia ini seakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bila di tempat lain ada perang adan kebijakan politik, ekonomi dll maka itu secara otomastis akan berdampak langsung dan tidak langsung terhadap Negara yang lain. Inilah era globalisasi. Karena itu ada penulis yang memaparkan bagaimana seluruh bagian yang terintegrasi itu dilaksanakan dan apa akibatnya dimana itu ia tuangkan dengan apik di bukunya : the world is flat. Dunia datar.

Kembali ke laptop. Eh salah, kembali ke persoalan bbm ini. Saya pribadi bisa memahami bagaimana repotnya pemerintah menanggulangi hiruk-pikuk harga minyak dunia ini. Apalagi Indonesia lebih banyak mengimpor dari Negara lain. Hanya kita juga butuh langkah strategis pemerintah agar kemelut ini segera diatasi secara permanen. Selalu ada cara dan jalan keluar bila itu diusahakan. Jangan sampai rakyat merasa terabaikan dan tidak diperhatikan. Program yang ada patut kita apresiasi namun perlu terus ditingkatkan. Kedepan bila niat pemerintah memang ingin mensejahterakan masyarakatnya maka hal yang sensitif ini tidak boleh hanya menimbulkan polemic yang berkepanjangan. Kita akan dukung pemerintah yang memiliki visi dan misi bagi kemakmuran bangsa (bukan kemakmuran pejabat) dan menyatakan perang bila itu dirasa telah menzalimi rakyat. Karenanya masyarakat perlu diberi edukasi dan informasi yang memadai sehingga mampu bereaksi dan beraksi secara bijak.

Naikknya bbm bertahap dengan nominal kecil membuat saya teringat akan teori memasak katak di dalam panci. Bila ada pembaca dari jurusan biologi silahkan ditambahkan nantinya. Menurut teori ini, katak yang dimasukkan ke dalam panci yang berisi air panas akan segera bereaksi dengan melompat cepat ke luar panci. Sebaliknya bila si katak dimasukkan ke dalam panci yang berisi air dingin lalu panci itu dipanaskan secara perlahan dan bertahap maka katak akan bertahan di dalam panci hingga pada titik dimana ia tidak bisa lagi menahan panasnya air, katak akan mati. Sangat menarik cara membunuh katak ini menggunakan cara diatas. Mahasiswa biologi sering mempraktikkannya di laboratorium.

Berdasarkan teori katak itu, kita bisa menghubungkannya dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga bbm secara bertahap. Merujuk ke teori di atas, bila pemerintah menaikkan secara dramatis dan besar harga bbm maka reaksi yang timbul akan sama besarnya dan amat berbahaya bagi keutuhan dan kemananan nasional. Dan sebaliknya, bila manaikkan harga bbm secara perlahan dengan nilai yang kecil itu bisa membuat “katak” tetap tenang meskipun dengan reaksi seadanya. Dengan mengabaikan factor yang lain, mampukah pemerintahan jokowi-jk memasak ‘katak” hingga nantinya tidak bergerak sama sekali alias tidak bereaksi lagi? Silahkan cari jawabnnya di laboratorium masing-masing,hehe….

#salamindonesiasejahtera

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun