Mohon tunggu...
AdrianTo Jackatra
AdrianTo Jackatra Mohon Tunggu... profesional -

Meskipun Engkau dan aku bersatu dalam kalbu namun aku tetaplah seorang hamba dan Engkau adalah Tuan. Tidak mungkin hamba menjadi Tuan dan sebaliknya tidak akan pernah Tuan menjadi hamba. O..,Tuhan berilah hamba waktu yang panjang dalam kehidupan agar hamba dapat menorehkan tulisan yang selalu meng-agungkan-Mu. AammiiiinYa Rabb.

Selanjutnya

Tutup

Money

PLN: Quo vadis perilaku bisnis monopoly perusahaan setrum negara

28 Agustus 2014   20:51 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:16 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Saya tertawa kecil membaca keluhan pelanggan PLN di surat pembaca Kompas beberapa waktu yang lalu. Kalau  pasal tagih-menagih, PLN tidak mengenal ampun. Lambat bayar langsung di putus. Sementara kalau lampu byar pet alias kadang nyala kadang mati, pelanggan harap maklum. Kadang ada pemberitahuan atau tidak sama sekali, Suka-suka PLN saja.

Berbeda ketika saya masih dinegeri orang. Satu kali setiap bulan saya ditelpon, apakah ada keluhan dengan pelayanan listrik yang mereka berikan. Kalaupun kita terlambat membayar, tidak selalu langsung diputus tapi ditanya apakah ada kesulitan dalam proses membayar atau ada kendala lain yang mengganggu sehingga proses pembayaran menjadi tidak lancar. Seorang teman, mahasiswa dari suatu negara lain di Asia, memberitahu bahwa memang dia mengalami kesulitan membayar karena keluarganya di tanah air mengalami musibah. Sebenarnya sih gak ada hubungannya tapi mungkin karena pertimbangan kemanusiaan, tagihan yang tertunggak boleh diangsur.  Luar biasa, ini negara gak punya Pancasila, tapi spiritnya sudah mengadopsi Pancasila---Perikemanusiaan yang adil dan beradab--hehehehe.

Pengalaman saya dengan PLN-pun tak kalah hebat. Ketika suatu saat saya mendapat tagihan bulanan sebesar Rp.5 juta rupiah, bulan berikutnya tagihan saya timbul lagi sebesar Rp.5 juta rupiah. Lho ada apa ini? Biasanya hanya berkisar antara 700 ribu s/d 800 ribu rupiah? Saya mengecek ke meteran, angka disana tertera 3200 sementara ditagihan 7500, jadi ada pemakaian 4300 KwH. Lho??? Ternyata, petugas PLN main tembak saja. Alasannya, pintu pagar tertutup dan tidak ada orang didalam. Kok bisa?? Padahal box meteran saya pasang didinding tembok pagar yang ditutup kaca sehingga angka meteran bisa terlihat jelas. Tidak perlu membuka pagar dan sebagainya. Rupa2nya, petugas pencatat adalah petugas baru, dia tidak melihat bahwa meteran terpampang didinding tembok pagar. Alasan petugas, dia tidak melihat karena tertutup batang pohon mangga. Hehehehe...hanya sekedar alasan saja. Padahal batang mangganya cuma sebsar pipa pralon (kecil), jadi tidak mungkin menutup boks meteran yang sebesar gajah...

Saya minta kembaliin duitnya tapi petugas PLN bagian pengaduan bilang tidak bisa diambil. Petugas menyarankan bayar beban saja sampai nomor meter mencapai angka 7500. Setelah 2 tahu n bayar beban, angka pemakaian tidak nguber juga ke 7500. Angka tertera di box baru sekitar 6500. Kali ini petugas PLN berdalih box rusak dan harus diganti. Saya keberatan karena boks meter masih jalan normal. Angkanya tidak nguber karena meskipun rumah saya besar dan ada 100 titik lampu, tapi gak semuanya hidup pada siang hari karena jendela saya buat dari kaca dengan bukaan besar sehingga intensitas sinar matahari masuk kerumah sangat besar. Kemudian setiap titik lampu saya gunakan bohlam led  (3 dan 6 watt) sehingga sangat hemat energi meskipun harganya relatif mahal.

Tapi petugas PLN ngotot boks meter diganti. Saya mengalah tapi selisih 1000 kwh bagaimana? Saya diminta ke lab PLN untuk memeriksa apakah boks meter rusak atau tidak. Sampai di Lab, boks meter dicek dan hasilnya boks meter normal, dan tidak rusak. Angka digitalnya ketika dibongkar ada yang tidak sinkron sehingga keluar angka 996500. Saya diminta datang kepetugas lain, yang mengurusi masalah pembayaran. Saya bilang bahwa boks tidak rusak. Petugas itu bilang, nanti datang saja hari selasa atau rabu minggu depan,sebelum datang tolong di sms-kan nomor meter per hari senin pagi. Senin pagi minggu berikutnya, saya sms-kan angka perhitungan kwh yang tertera pada meteran yang baru, dan saya menunggu panggilan kapan bisa mendiskusikan kelebihan kwh meter yang 1000 kwh tersebut.

Saya tunggu mulai hari selasa,rabu,kamis....,tidak ada panggilan. Saya mengecek tagihan di ATM, keluar tagihan sebesar Rp.2.200.000,--. Lho kok bisa? Ternyata dari tagihan tersebut saya dihitung dari angka nol  meteran baru sampai pemakaian hari senin, kira2 15 hari, sementara tidak ada penjelasan terhadap selisih 1000 kwh yang angkanya masih belum nguber angka tagihan (tembakan) dari petugas PLN yang lama. Saya hanya bisa mengelus dada. Ini artinya PLN tidak mau tahu tentang selisih 1000 kwh dari meteran yang lama.

Mengingat pengalaman-pengalaman saya yang dulu2 dengan PLN, yang selalu mau menang sendiri dan tidak mau tau apakah itu kesalahan petugas atau kesalahan PLN, saya bersikap pasrah dan tidak mau mengurus lebih lanjut komplain saya. Saya pikir hanya menghabiskan waktu percuma dan hasilnya juga belum tentu fair buat saya. Saya bayar saja tagihan baru tersebut dengan doa semoga kezaliman PLN tersebut akan diberikan hukuman oleh Yang Maha Kuasa. Saya berdoa, agar penyedia energi listrik tidak dimonopoly oleh satu perusahaan seperti PLN. Di negara-negara lain, penyedia listrik terdiri dari 2 atau lebih perusahaan sehingga kita bisa memilih sesuai dengan keinginan kita. Ada kompetisi diantara mereka sehingga level of service bisa ditingkatkan. Sama halnya dengan pelayan telepon seluler saat ini sehingga tarif bisa lebih murah dan kita bisa berpindah langganan apabila servis tidak memuaskan.

Semoga,

Salam,

AJ.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun