Mohon tunggu...
Bari Muchtar
Bari Muchtar Mohon Tunggu... -

Mantan jurnalis Radio Nederland siaran Bahasa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ibu Retno Marsudi, Seorang Diplomat Ulung

28 Oktober 2014   05:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:29 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Diaspora Indonesia di Belanda ID-NL sangat gembira ketika mendengar kabar Ibu Retno LP Marsudi diangkat menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Berikut opini Sam Pormes, seorang tokoh diaspora Indonesia di Belanda.

The Jakarta Post menyebut pengangkatan diplomat Retno Lestari Priansari Marsudi sebagai perempuan pertama yang menjadi Menteri Luar Negeri merupakan kejutan. Banyak yang membidik jabatan menlu yang dipangku Mohammad Marty Muliana Natalegawa.

Sama seperti Retno Marsudi, Natalegawa adalah seorang diplomat profesional dari generasi dan pendidikan diplomat yang sama.

Bagi diaspora Indonesia di Belanda, pengangkatannya bukan kejutan. Uni Pekerja Migran Indonesia IMWU (Indonesian Migrant Workers Union) pernah mengirim surat rekomendasi kepada Presiden Jokowi untuk mengangkat Retno Marsudi. Hal yang sama juga dilakukan oleh gerakan feminis.

Retno Marsudi diangkat menjadi Duta Besar di Belanda hampir tiga tahun lalu. Dalam waktu yang relatif singkat ia berhasil melakukan terobosan penting dalam hubungan Indonesia-Belanda. Hubungan ini sempat terganggu oleh kasus pembelian tank Leopard yang gagal gara-gara keputusan parlemen Belanda de Tweede Kamer.

Masalah pemulihan kepercayaan dunia bisnis Belanda juga merupakan tantangan bagi dirinya. Kedua masalah ini terselesaikan. Dan di sinilah kekuatan Retno Marsudi. Ia pandai berunding, merebut kepercayaan dan meyakinkan orang lain.

Ia sudah hampir 30 tahun bekerja sebagai diplomat. Usianya baru 52 tahun. Ia termasuk generasi diplomat paska era Suharto yang mampu menjelaskan reformasi Indonesia ke dunia luar.

Ia sangat banyak pengetahuannya tentang kebijakan Eropa dan hubungan dengan Amerika. Kekuatannya terletak pada keyakinannya bahwa banyak yang bisa ditawarkan Indonesia kepada dunia. Di kalangan diaspora ia juga berhasil membangun kepercayaan.

Ia mudah didekati dan selalu bersedia meladeni orang. Kelihatannya pemalu, tapi sebenarnya tidak sama sekali. Ia mampu berunding dengan sengit dan berpengetahuan sangat luas. Retno Marsudi pernah dimasukkan oleh Globe Asia dalam daftar 100 perempuan yang paling berpengaruh di dunia.

Ketika menjabat Dubes RI di Norwegia ia diberi penghargaan Mirid atas jasanya membela kepentingan Norwegia “service in the interests of Norway”. Dan keberhasilannya di Belandalah yang membawanya ke platform internasional yang lebih besar dan luas. Peranan kebijakan luar negeri kini menjadi lebih penting ketimbang dulu demi kepentingan nasional Indonesia.

Dalam hal ini Indonesia lebih menitikberatkan kepentingan ekonomi dan perdagangan dan dunia usaha Indonesia pada tahun-tahun kedepan merupakan inti dari kebijakan luar negeri. Diplomasi menjadi lebih modern dan fleksibel.

Perwakilan-perwakilan RI harus diperkuat sehingga bisa mengurus kepentingan ekonomi. Berbeda dengan pendahulunya Natalegawa, Retno diharapkan akan lebih mementingkan investasi dan perdagangan internasional yang bebas dan jujur terfokus pada pertumbuhan inklusif ekonomi Indonesia. Ini sangat cocok dengan kebijakan Jokowi.

Di panggung politik internasional, Retno harus merebut posisi di antara negara-negara industri baru seperti Cina, India dan Brazil. Dalam hal ini maka sangatlah penting untuk lebih menonjolkan kebijakan anti korupsi dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM).

Tidak ada yang lebih tahu ketimbang Retno Marsudi, bahwa Kebijakan Luar Negeri adalah juga Kebijakan Dalam Negeri. Karenanya ia harus meyakinkan Jokowi agar lebih baik dan lebih efisien mensinkronisasikan bermacam kebijakan.

Diaspora Indonesia tentu mengharapkan dukungan Retno Marsudi untuk memperkuat posisi mereka. Pelayanan konsuler diharapkan lebih memperhatikan bantuan dan kerjasama dengan diaspora.

Jokowi berharap agar semua menteri langsung bekerja. Ini berarti tidak ada waktu bagi diaspora Indonesia di Belanda untuk melakukan acara perpisahan yang pantas dengan Ibu Retno LP Marsudi.

Sam Pormes

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun