"If you don't find a way to make money while you work until you die"- Warrant Buffet
Fenomena yang saat ini terjadi, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) , mengakibatkan seseorang yang tak punya emergency fund, kalang kabut mencari dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Apalagi dia juga tak punya passive income sama sekali, membuat dia makin bingung kemana mencari dana sementara pekerjaan baru belum juga dapat.
Kesalahan persepsi tentang passive income juga membuat orang tak menyadari betapa pentingnya memiliki passive income. Mereka sering berpikir passive income hanya untuk mereka yang berlebih pendapatannya atau passive income direncanakan nanti saja jika sudah mendekati masa pensiun. Lebih baik persiapkan diri bangun passive income sedini mungkin sebelum semuanya terlambat.
Pengertian passive income
Jika kita dengar passive income, artinya pendapatan yang diperoleh dari investasi yaitu dividen, kupon, hak cipta atas lagu, sewa rumah atau kos. Cara kerjanya passive income , Anda tidak perlu ikut bekerja secara aktif. Namun, dana dari passive income akan mengalir dan menambah pundi-pundi Anda.
Mungkin Anda masih tidak percaya , kok bisa begitu? Jika begitu enak saja, Anda langsung berpikir jika demikian Anda ingin cepat-cepat punya passive income.
Manfaatnya passive income
Kesadaran tentang manfaatnya passive income harus dibangun sejak dini dan sebenarnya mudah jika kita mau sedikit usaha. Contoh  ketika saya masih mahasiswa yang berasal dari luar kota, saya merasakan sulitnya jika hari-hari untuk menunggu uang kiriman belum datang. Usaha saya untuk menambah uang dengan menerima jasa untuk copy atau beli e-book atas permintaan teman-teman yang membutuhkan. Lumayan , dapat komisi . Komisinya yang kecil jika dikumpulkan juga besar loh.
Kapan  mengumpulkan passive income?
Sedini mungkin, paling tidak bagi milenial yang telah bekerja sekitar 5-10 tahun, mulai mengumpulkan uang THR , uang bonus, uang sisa kebutuhan sehari-hari . Dana yang telah dikumpulkan itu diinvestasikan dalam instrumen investasi seperti saham, obligasi, reksadana, emas. Sekarang ini besarnya investasi tidak harus dalam jumlah besar loh! Cukup 200 ribu rupiah bisa beli reksadana atau emas.Â
Setelah punya investasi A, dan punya kelebihan dana lagi, diinvestasikan lagi, bisa investasi yang sama atau yang lainnya disebut dengan diversifikasi. Seperti pepatah sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.
Pentingnya passive income?
Kesadaran pentingnya passive income bagi milenial adalah sebagai bantalan dan finansial freedom. Bantalan keuangan ini artinya persiapan untuk melindungi diri dari masalah keuangan yang tiba-tiba bermasalah. Contohnya anak saya , dia pernah berkata ingin pensiun dini. Saya terdiam dan ragu-ragu, apa alasannya dan apakah dia sudah siap? Dia mulai memperlihatkan investasi yang dibelinya secara perlahan-lahan sejak dia bekerja. Setiap kali dia mempunyai dana lebih, dia menambahkan investasinya. Ketika terjadi PHK di perusahaan dimana dia bekerja, dia tak gentar lagi. Passive income menjadi penyelamat keuangan selama menunggu kepastian mendapatkan pekerjaan baru. Meskipun, passive income jumlahnya tidak sebesar gaji yang diterimanya. Namun, cukup untuk kebutuhan primer yang dibutuhkannya.
Sebagai finansial freedom: Â Bagi saya sebagai pensiunan, tentunya juga sadar sejak saya bekerja bahwa perusahaan tidak akan memberikan fasilitas pensiun karena saya bukan PNS. Oleh karena itu,setiap kali saya dapat bonus atau THR , tidak semuanya saya habiskan tetapi segera diambil sebagian besar dan ditempatkan sebagai portofolio investasi yang sesuai dengan profil saya. Saya selalu memilih investasi yang sifatnya moderat dan konvensional risiko, misalnya reksadana terproteksi, obligasi Pemerintah (bukan obligasi korporat), emas dengan cicilan. Emas sebagai investasi sangat bermanfaat bagi saya karena apabila saya membutuhkan dana di saat genting, saya bisa jual dengan mendapatkan keuntungan dari perbedaan harga jual dengan harga terkini yang menguntungkan.
Saya selalu mempertimbangkan bahwa uang yang diinvestasikan untuk masa pensiun jangan sampai hancur nilainya . Akhirnya, saat pensiun, saya bisa menggunakan passive income untuk menutupi kebutuhan hidup dengan gaya hidup yang sederhana.
Cara mengelola passive income
Passive income itu juga perlu dikelola dengan baik. Apabila kita sudah membeli suatu instrumen investasi katakan saham, ternyata harga saham turun drastis, pasti rugi besar . Lalu, apakah kita biarkan saja kerugian investasi kita dengan menunggu harga saham naik. Kenaikan yang tinggi dan tidak segera turun dalam waktu singkat, mesti dipelajari lagi dan bagaimana "balancing" dari kerugian itu supaya tidak besar, misalnya dengan beli lagi saham yang jatuh di harga murah supaya nanti ketika harga mulai naik kerugian itu seimbang antara harga pembelian saham yang pertama dengan harga saham yang terakhir.
Tahap-tahap yang perlu diperhatikan untuk Kelola investasi
1. Planning dan strategi: Dalam menentukan tujuan penyusunan finansial, selalu tentukan dulu apa tujuan keuangan yang akan dicapai, berapa lama , perhatikan dan hitung kembali berapa toleransi risiko yang Anda dapat tentukan setiap investasi serta membangun strategi investasi .
2.Investment Selection and Acquisition: Seperti telah dijelaskan di nomor tiga yaitu riset berbagai macam investasi yang ingin dibeli, pilihlah dan belilah ketika Anda sudah yakin bahwa investasi itu terbaik untuk dimiliki. Selalu melakukan hitungan tentang potensi risiko .
3.Management and optimization: Lakukan monitoring dari performa portofolio yang Anda miliki setiap tahun. Apakah kinerjanya sudah sesuai dengan target pertumbuhan investasi yang diharapkan. Jika belum, mulailah dengan strategi analisis reinvesting , rebalancing .
4.Diversifikasi: Seperti dalam pepatah , jangan masukkan semua investasi dalam satu instrumen investasi. Artinya jika satu instrument saja, jika tiba-tiba instrument itu harganya merosot tajam, kita tidak akan mengalami kerugian besar. Tempatkan dalam beberapa instrumen yang lainnya yang sesuai dengan profil kita.
5 .Long term perspective : Passive income dibangun dalam jangka waktu panjang, bukan jangka pendek. Tidak boleh mengharapkan investasi untuk jangka pendek. Jika jangka pendek gunakan tabungan di bank , sementara investasi sifatnya jangka panjang jika ingin mendapatkan keuntungan dari dividen atau kupon .
6. Research and due diligence:Sebelum investasi pelajari dulu produk yang dijual, fundamental dari perusahaan yang menjual, produk yang valid dan berkelanjutan, rating dari produk menurut perusahaan rating yang kredibel, berapa besar risiko yang akan ditanggung apabila pengelola produk itu tidak mampu untuk mengelola produk yang dijualnya. Berapa besar porsi kita dapat mentolerir kerugian.
7.Quality vs quantity: Jika membeli suatu produk investasi tidak boleh ikut-ikutan dengan orang lain. Orang lain bilang saham A bagus, kita ikut membelinya dan membeli jumlah besar nanti akan untung, apalagi sekarang ini sedang IPO, jika sudah masuk ke pasar sekunder harga naik, pasti untung. Mengingatkan bahwa pembelian produk investasi itu adalah kualitasnya bukan tentang jumlahnya yang kita buru pasti untung.
8.Continuous Learning: Tak pernah berhenti untuk mempelajari produk investasi yang terus berkembang dan terbaru. Terbuka dengan investasi yang berkembang, tetapi juga sikap prudent yang harus dijaga dengan kuat.
Komitmen, kesabaran, kemampuan analisis menjadi kunci utama dalam kesuksesan bangun passive income. Pencapaian passive income sesuai target akan memberikan kepuasan bagi kita untuk menikmatinya.
Sumber referensi:
15 Â Passive Income Ideas to Help you Generate Cash Flow: Â https://www.navyfederal.org/makingcents/investing/15-passive-income-idea-to-generate-cash-flow.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI