Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hari Nasional Lansia: Demensia Bukan Sekadar Pikun, Gangguan Makan yang Membahayakan

30 Mei 2023   19:14 Diperbarui: 1 Juni 2023   13:23 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menikmati masa tua. Sumber: iStockphotos/marcus chung

Apabila kita menemukan orangtua, saudara atau teman yang memiliki gejala di atas dan sulit memahami apakah dia benar terkena Alzheimer atau Demensia, sebaiknya calon pasien itu diajak untuk mengambil langkah untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit itu.   Terlebih jika  dia terlihat ada gejala awalnya ringat, menengah tiba-tiba makin meningkat demensianya.

Hambatan dari diagnosis disebabkan oleh karena kita tidak ke dokter yang dapat menyarankan untuk tes diagnosis khusus (38%0 dan kita tidak punya pengetahuan untuk menegakkan diagnosis  (37%) dan tidak punya keyakinan untuk memperbaiki kualitas hidup  (tidak bisa melakukan apa-apa) (33%).

Ada macam-macam instrume skrining demensia, mulai dari ADL , Behaviour dan Cognition. Dokter akan menentukan apakah pasien perlu categori ADL , Behaviour atau Cognition dan juga tool-tool yang dibutuhkan .

Simulasi yang dapat kita lakukan kepada calon pasien:

Llangkah pertama: mengingat tiga kata  Contohnya (pisang, matahari, kursi) atau (sungai, gunung, bulan)   atau (desa, dapur, bayi).

Langkah kedua adalah menggambar jam.  Mintalah kepada orang yang terindikasi demensia untuk menggambar semua angka yang ada di jam. Lalu mintalah untuk menunjukkan jam 10.15 (contohnya, bisa angka yang lainnya).

Langkah terakhir adalah untuk mengingat kembali tiga benda dalam langkah pertama.  

Bagi kita anak muda pasti mudah bukan?  Tapi bagi mereka yang sudah demensia Latihan ini cukup berat.

Kepikunan dengan gangguan makan:

Pasien kepikunan dengan gangguan makan meningkat. Awalnya pasien masih dapat makan sendiri. Berangsur,  pasien harus disuap , gejala terakhir pasien menolak untuk makan, bahkan ada yang sering tersedak makan.  Bagi yang tidak mau makan dan tersedak dapat berakibat malnutrisi dan infeksi paru-paru.

Masalah tidak mau makan itu tidak boleh dibiarkan begitu saja. Harus ada diagnose mengapa pasein tidak mau makan, apakah kesulitan menelan dalam jumlah besar, makan cepat, tidak mengunya, faringeal lambat?

Gangguan menelan itu bisa mengakibatkan tidak mau makan, berat badannya turun, status nutrisi  memburuk, dehidrasi, risiko aspirasi pneumonia dan ada yang terkena risiko infeksi oportunistik.

Pemeriksaan fisik , mulai dari Riwayat penyakit dahulu, penyakit keluarga, Riwayat pengobatan, sosial,  dan keluhan apakah batuk,tersedak,nyeri, perubahan pola makan, penurunan berat badan, GERD dan lain-lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun